A. JUDUL
PERCOBAAN
Pembuatan Iodoform
B. TUJUAN
PERCOBAAN
Pada akhir percobaan
ini, praktikan diharapkan dapat memahami mengenai:
1. Prinsip
kerja dan teknik-teknik kristalisasi zat padat organic
2. Reaksi
haloform
3. Kegunaan
reaksi haloform untuk pembuatan haloform dan asam karboksilat, dan untuk
menunjukkan adanya gugus metil keton dan alcohol sekunder
C. LANDASAN
TEORI
Halogenasi alfa
merupakan dasar suatu uji kimia yang disebut uji iodoform, untuk metil keton
diordinasi bertahap sampai terbentuk iodoform (CHI3) padat berwarna
kuning.
![]() |
|||
![]() |
|||







CO-
Sikloheksil iodoform(Kristal
kuning)
Metil keton
(Fessenden,1996:42)
Hidrogen α dalam senyawa karbonil
lebih asam dari pada umumnya hydrogen yang berikatan dengan atom karbon. Akibat dari penempatan gugus karbonil
disebelah proton metil sangat luar biasa, yaitu
meningkatnya keasaman sampai lebih dari pangkat 30 dari 10. Ada dua alasannya pertama karbon
karbonil membawa muatan positif parsial elektron ikatan bergeser kearah karbon
karbonil dan menjauhi hydrogen α,sehingga basa mudah mengambil hydrogen α
sebagai proton(artinya tanpa mengambil elektron ikatannya. Kedua,anion yang dihasilkan distabilkan
.Anion ini disebut anion enolat, Muatan
negatifnya terdistribusi diantara karbon α dan atom oksigen
karbonil(Hart,2003:292-293).
Bila campuaran aseton dan H2SO4
pekat didestilasi,terjadi reaksi kondensasi dengan hasil
mesitilena(1,3,5-trimetilbenzena).Reaksi ini merupakan suatu perubahan dari
senyawa alifatikmenjadi senyawa aromatik(Parlan,2003:168-169).
Iod merupakan zat pengoksidasi
lembut dan senyawa karbonil metal juga akan menunjukkan uji positif. Brom dan klor juga bereaksi dengan metal
keton, menghasilkan masing-masing bromoform dan
kloroform. Karena bromoform
dan kloroform merupakan cairan yang tidak mencolok, maka pembentukannya tak berguna untuk
maksud uji. Namun reaksi
antara suatu metal keton dengan setiap halogen tersebut memberikan suatu metode
pengubahan metal keton ini menjadi asam karboksilat(Fessenden,1986:43).
Senyawa ini diperoleh dari reaksi
etil alcohol/aseton dengan iodine dan alkali.Jika dipakai etil alcohol terjadi
reaksi

Cara lain untuk
membuat CHI3 adalah elektrolisis larutan yang mengandung
etanol/aseton. Natrium karbonat, dan
kalium iodida. Iodoform adalah
zat padat yang berbentuk Kristal dengan warna kuning limau dam mempunyai bau
yang khas.Kegunaan iodoform adalah untuk bahan antiseptik dan membuktikanadanya
etil alcohol lain(melalui uji iodoform)(Parlan,2003:115).
Menurut Fherays(2011),sifat kimia
iodoform yaitu
1.
Kondensasi lipid etiodid dari alkil
menghasilkan cis ( 1-etilguinolin-4-trimetinaiomin)
2.
Iodoform dapat dihidrogenasi(metilan
iodida)
3.
Iodoform bila dipanaskan dengan campuran
aniline dan larutan NaOH
alcoholat karbilamin memberikan isosianida
4.
Iodoform dan kalium poidat membentuk Cl4
5.
Iodoform dapat dihidrolisis dengan kuat
6.
Iodoform bial direduksi denagn Na2As2O4
akan membentuk metilen iodide
7.
Iodoform bila direaksikan dengan NaOH
akan menghasilkan warna merah ungu pada lapisanpiridin,setelah dipanaskan
8.
Jika Iodoform dipanaskan dalam satu
tabung kering akan timbul uap yang berwarna violet dari iodium
Alkohol merupakan
suatau senyawa organic yang tersusun dari atom C,H dan O dengan rumus umum CnH2n+1OH.
Ciri khusus alcohol yaitu terdapatnaya gugus –OH pada rantai karbon .Rantai
karbon dapat berupa gugus alkil jenuh maupun tidak jenuh .Gugus alkil
tersubtitusi dan dapat pula terikat pada rantai siklik selain alcohol dengan
satu gugus OH dikenal pula alcohol yang memiliki gugus OH lebih dari satu. Alkohol yang memilki satu gugus OH
disebut alcohol monohidroksi. Alkohol dengan dua gugus OH disebut alcohol dihidroksi
dan seterusnya(Emel,2010).
Menurut
Emel(2010),Berdasarkan atom karbon yang mengikat gugus gugus OH alcohol dapat
dikelompokkan menjadi:
a.
Alkohol primer,yaitu alcohol yang gugus
OH terikat pada atom C primer
b.
Alkohol sekunder,yaitu alcohol yang
gugus OH terikat pada atom C sekunder
c.
Alkohol tersier yaitu alcohol yang gugus
OH terikat pada atom C tersier
Rekristalisasi
melibatkan pemurnian zat padat dengan jalan melarutkan zat padat tersebut,
mengurangi volume larutannya dengan pemansan kemudian mendinginkan larutan.
Dengan pemanasan larutan, pelarut akan menguap hingga larutan mencapai titik
lewat jenuh, saat larutan mendingin, kelarutan akan berkurang secaracepat dan
senyawa mulai mengendap. Agar rekristalisasi berjalan baik, kotoran setidak
tidaknya harus dapat larut dalam pelarut rekristalisasi atau mempunyai
kelarutan lebih besar daripada senyawa yang diinginkan. Jika hal ini tidak
terpenuhi, kotoran akan ikut mengkristal bersama senyawa yang diinginkan (Hart,
2003 : 294).
Gugus metal dari suatu
metal keton (menghasilkan metode pengubahan metal keton ini menjadi asam
karboksilat) diiodinasi bertahap sampai terbentuk iodoform (CHI3) padat
berwarna kuning. Brom dan Klor
juga bereaksi dengan metal keton menghasilkan bromoform dan kloroform (pembentukan
tak berguna untuk reaksi uji karena bromoform dan kloroform merupakan cairan
yang tidak mencolok. Istilah umum untuk menyebut CHX3 ialah haloform (reaksi holoform) (Emel, 2010).
D.ALAT DAN BAHAN
1. ALAT
a. Gelas ukur 10 m dan 100 ml 1
buah
b. Labu isap 1
buah
c. Gelas kimia 100 mL dan 250 mL 1 buah
d. Gelas kimia 800 mL 1
buah
e. Tabung reaksi kecil 6
buah
f. Rak tabung reaksi 1
buah
g. Corong Buchner 1
buah
h.Pipet tetes 6
buah
i. kaki tiga dan kasa asbes 1
buah
j. batang pengaduk 2
buah
k. Melting Point block 1
buah
l. Neraca analitik 1
buah
m. Botol semprot 1
buah
n. Pembakar spritus 1
buah
2. BAHAN
a.kristal kalium Iodida (KI)
b.Larutan aseton (CH3COCH3)
c.Larutan Natrium hipoklorit ( NaOCl)
d.Aquades(H2O)
e.Larutan 1-propanol (CH3CH2CH2OH)
f.Larutan Asetofenon ( C6H5COCH3)
g.Larutan etil asetoasetat (CH3COCH2COCH3)
h.Larutan Etanol 95% (C2H5OH)
i.Larutan natrium hidroksida 10% (NaOH)
j.Larutan Dioksan
k. Larutan natrium hidroksida encer
(NaOH)
l. Larutan
kalium iodida-iodin
m.Kertas saring whatman
n. pipa kapiler
o. korek
kayu
E.PROSEDUR KERJA
1.Pembuatan Iodoform
a.Menimbang Kristal kalium iodida
sebanyak 6 gram
b.Memasukkan Kristal kalium iodida
kedalam gelas kimia 250 mL
c.Melarutkan dengan aquades sebanyak 100
mL,kemudian menambahkan aseton.
d.Menambhakan sedikit demi sedikit
sambil dikocok larutan natrium hipoklorit 5 %
diperoleh dan menghitung sampai zat
padat iodoform tidak terbentuk lagi (diperlukan kurang lebih 65 ml)
e.
Mendiamkan campuran reaksi selama 10 menit dan sring dengan penyaring Buchner.
f.
Mencuci Kristal dua atau tigga kali dengan air dan biarkan kering di oven.
g.
Menimbang Kristal yang diperoleh,menguji titik lelehnya dan menghitung
rendemennya.
2.Pengujian
iodoform
a.
memasukkan 4-5 tetes larutan 1-propabol,asetofenon,dan
etiasetoasetat,masing-masing ke dalam tabung reaksi yang berbeda.
b.
Menambahkan 5 mL larutan dioksan kedalam masing-masing tabungmmengocok sampai semuanya larut dan menambahkan 1 mL
NaOH dan 10 tetes larutan KI-I2
c. Kemudian mebagi dua larutan
masing-masing tabung kedalam tabung yang lain(bagian 1 dan bagian 2 ).
d. Memanaskan tabung bagian dua
,sedangkan bagian 1 didiamkan pada suhu kamar selama beberapa menit
e. Setelah dipanaskan selama 3 menit pada suhu 60○C,tabung
bagian 2 ditambahkan beberapa tetes bahan uji iodium sampai warna coklat tidak
hilang lagi setelah pemanasan.
f. Untuk menghilangkan kelebihan
iodine,masing-masing tabung ditambahkan dengan 5 tetes NaOH dan 5 tetes Aquades
dan membiarkan 10 menit.
F.HASIL PENGAMATAN
NO
|
Aktivitas / Perlakuan
|
Pengamatan
|
1
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
2.
a.
b.
c.
a.
b.
c.
1.
2.
|
Pembuatan
iodoform
Menimbang
6 KI
Melarutkan
6 g KI dengan 100 mL aquades
Menambahkan
2 mL aseton
Menambahkan
sedikit demi sedikit NaOCl samapi 65 mL
Mendiamkan
selama 10 menit
Menyaring
larutan dengan corong Buchner
Memgeringkan
kristal didalam oven
Kristal
ditimbang
Menguji
titik leleh kristal
Pengujian
Iodoform
-Tabung
1
5
tetes propanol + 5 mL larutan dioksan
+ 1 mL NaOH
Menambahkan
10 tetes larutan KI –I2
Membagi
larutan dua bagian
-bagian
1
1.Mendiamkan
larutan beberapa menit
2.
Menambahkan 5 tetes NaOH + 5 tetes air
-Bagian
2
1.Memanaskan
larutan selama 3 menit pada suhu 60◦C
2.Menambahkan
5 tetesNaOH dan 5 tetes air
-Tabung
2
5
tetes asetofenon + 5 mL larutan dioksan + 1 mL NaOH
Menambahkan
10 tetes larutan KI –I2
Membagi
larutan dua bagian
-bagian
1
1.Mendiamkan
larutan beberapa menit
2.
Menambahkan 5 tetes NaOH + 5 tetes air
-Bagian
2
1.Memanaskan
larutan selama 3 menit pada suhu 60◦C
2.Menambahkan
5 tetesNaOH dan 5 tetes air
-Tabung
3
5
tetes etilasetoasetat + 5 mL larutan
dioksan + 1 mL NaOH
Menambahkan
10 tetes larutan KI –I2
Membagi
larutan dua bagian
-bagian
1
1.Mendiamkan
larutan beberapa menit
2.
Menambahkan 5 tetes NaOH + 5 tetes air
-Bagian
2
1.Memanaskan
larutan selama 3 menit pada suhu 60◦C
2.Menambahkan
5 tetesNaOH dan 5 tetes air
|
6
gram KI ( putih)
Larutan
kuning dan dingin
Larutan
bening dan berminyak
Larutan
kuning
Endapan
kuning turun kedasar gelas kimia
Kristal
kuning
Kristal
kering berwarana kuning dan berbentuk serbuk
Diperoleh
4,1691 gram
Titik
leleh 122-128◦C
Larutan
bening terdapat gelembung
Larutan
coklat
Larutan
coklat
Larutan
coklat
Larutan
coklat
Larutan
coklat
Larutan
keruh dan terdapat gelembung
Larutan
coklat
Larutan
coklat
Larutan
coklat
Larutan
coklat
Larutan
coklat dan terbentuk endapan kuning
Larutan
bening dan berminyak
Larutan
coklat
Larutan
coklat
Larutan
coklat
Larutan
coklat
Larutan
kuning
|
G.ANALISIS DATA
Dik. Volume aseton
= 2 ml
ρ aseton = 0,792 g/ml
Mm aseton = 58 g/mol
Massa KI = 6 gram
Mm KI = 166 g/mol
Volume
NaOCl = 51 ml
ρ NaOCl = 2,5 g/ml
Massa CHI3
= 4,1691 gram
Dit. % rendemen =
… ?
Penyelesaian
Massa aseton =
ρ aseton x V aseton
= 0,792 g/ml x ml
= 1,584 g
Mol aseton
= 

= 

= 0.027 mol
Mol KI =



= 0,036 mol
Massa NaOCl = ρ
NaOCl x V NaOCl
=
2,5 g/ml x 65 ml
=
162,5 g
Mol NaOCl =


= 2.181 mol

m : 0.027 0,036 - - - -
b :
0,012 0,036 0,012 0,036
0,012

s
: 0.015 - 0,012 0,036
0,012
Jadi mol Iodoform (CHI3)
= 0,012 mol
Massa CHI3
(teori) = mol CHI3 x Mm
CHI3
= 0,012 m0l x 394 g/mol
= 4,728 g
Rendemen =
x 100 %

=
x
100 %

= 88,70 %
H. PEMBAHASAN
Reaksi
iodoform yaitu suatu reaksi spesifik terhadap senyawa yang mengandung gugus
metal keton. Gugus metal keton dari
suatu metil keton diordinasi dalam suasana
basa sampai terbentuk iodoform padat berwarna kuning. Pada percobaan ini, Kristal kalium iodide dilarutkan dalam air
yang berfungsi untuk membebaskan iod dimana KI yang merupakan penyedia I-
dapat bereaksi, menghasilkan
larutan bening. Gugus
metal keton yang digunakan dalam percobaan ini adalah aseton. Kemudian setelah Kristal
larut maka menambahkan aseton yang menghasilkan larutan bening berminyak, Ditambahkan dengan aseton karena aseton
berfungsi sebagai bahan dasar dalam pembuatan iodoform. Sebelum ditambahkan dengan aseton
Kristal dilarutkan dengan air karena aseton adalah suatu zat yang memiliki
sifat mudah menguap sehingga dengan adanya penambahan air diharapkan penguapan
berkurang atau terjadi
penguapan sehingga volume aseton yang diperlukan pada reaksi tidak berkurang. Setelah ditambahkan dengan aseton selanjutnya
ditambahkan larutan natrium hipoklorit yang akan bereaksi dengan
aseton,menghasilkan larutan kuning, dimana
penambahan natrium hipoklorit dilakukan sedikit demi sedikit dan juga dilakukan
pengadukan yang bertujuan agar terjadi tumbukan
antar molekul yang terdapat dalam campuran agar reaksi terjadi dengan
sempurna. Adapun fungsi
dari penambahan KI yaitu untuk bereaksi dengan NaOCl membentuk KCl dan NaOI. Selanjutnya NaOI ini akan terurai dalam larutan
membentuk NaO+ dan I-
. Setelah penambahan aseton I- akan bereaksi dengan aseton
menghasilkan CH3COCI3 kemudian bereaksi kembali dengan
NaO- dan H dari gugus aseton membentuk CH3CONa yang
merupakan gugus garam karbosilat dan juga membentuk CHI3 yang merupakan iodoform.
Setelah
campuran tercampur dengan sempurna, larutan kemudian didiamkan selama 10 menit
dengan tujuan agar pemisahan
antara kristal dengan larutannya berlangsung baik dan efektif
dan agar endapan yang terbentuk terendapkan semua.
Setelah beberapa menit larutan tersebut disaring dengan menggunakan corong
burchner yang dapat mempercepat proses penyaringan karena dilengkapi dengan labu isap. Selain
itu pada corong Buchner juga
di lengkapi dengan kertas saring whatman yang mempunyai pori-pori lebih rapat dibandingkan dengan kertas saring biasa
sehingga pada saat di saring Kristal iodoform yang diperoleh tidak ikut bersama
pelarutnya dan juga agar diperoleh Kristal murni serta Kristal yang dihasilkan lebih cepat kering. Setelah itu Kristal kemudian di cuci
dengan air sebanyak 2-3 kali yang bertujuan untuk mengikat sisa-sisa garam yang merupakan hasil reaksi
lain yang masih terdapat pada Kristal. Setelah itu Kristal yang terbentuk pada kertas
saring kemudian dimasukkan kedalam oven
yang bertujuan unutk mempercepat proses
pengeringan. Setelah kering
Kristal kemudian ditimbang dan ditentukan titik lelehnya. Adapun berat Kristal
yang diperoleh sebesar 4,1691 gram.Sedangkan secara teori berat Kristal
seharusnya iperoleh yaitu 4,7 gram.Adapun factor yang menyebabkan sehinnga
hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan teori yaitu reaksi antara aseton dan iodine kurang sempurna artinya
tidak semua membentuk iodoform.Proses pengeringa n dalam oven terlau lama yang
menyebabkan Kristal hangus sehingga mengurangi berat.Setelah ditimbang
dilakukan pengujian titik leleh dari Kristal tersebut dan diperoleh titik leleh
dari Kristal tersebut yaitu 122-128◦C. sedangkan
menurut teori titik leleh dari Kristal iodofor murni yaitu 119-123◦C ,Penyebab
tingginya titik leleh yang diperoleh yaitu karena masih terdapat zat pengotor
didalan Kristal dimana titik leleh zat pengotor lebih tinggi daripada titik leleh Kristal sehingga Kristal
telah habis meleleh sedangkan zat pengotornya belum meleleh secara keseluruhan.
Kristal
iodoform yang di peroleh berwarna kuning berbentuk serbuk dan baunya yang
sedikit mirip bau obat. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan
bahwa bentuk dari Kristal iodoform yaitu
berbentuk serbuk dan berwarna kuning. Adapun
mekanisme reaksi pada pembentukan iodoform yaitu
Tahap 1

Tahap
2

Tahap
3

Tahap
4

Tahap
5

Natrium
etanoat iodoform
2.Pengujian
iodoform
Pngujian
iodoform meru[akan uji khas untuk senyawa metal keton.Hidrogen pada kedudukan
alfa bersfat asam dan hasil penggunaanya menghasilkan anion enolat.Selanjutnya
anion enolat dapat bereaksi dengan halogen menghasilkan senyawa hidrokarbonil
untuk iodine.Pada percobaan ini dilakukan tiga pengujian dengan iodoform yang
berbeda-beda yaitu
a.pengujian iodoform dengan 1-propanol
Pada
pengujian ini dilakukan dengan cara memasukkan larutan 1-propanol kedalam
tabung reaksi kemudian ditambahkan larutan dioksan sebagai reagen dan NaOH 10%
yang nantinya akan bereaksi lebih lanjut pada sampel.Fungsi dari penambahan
NaOH ini yaitu untuk mengendapkan iodoform,Setelah ditambahkan NaOH
menghasilkan larutan bening dan terdapat gelembung.Larutan ini kemudian
ditambahkan dengan larutan iodium yang berfungsi sebagai penyedia gugus
I.setelah itu larutan dibagi dua kedalan tabung reaksi yang lain.Bagian 1 di
diamkan pada suhu kamar dan bagian 2 dipanaskan untuk mempercepat pembentukan
iodoform.Karena iodoform belum terbentuk pada suhu kamar.setelah dipanaskan
selama 3 menit menambahkan bahan uji iodine sampai warna coklat dari iodine tidak hilang lagi.Kemudian tabung bagian 1 dan
2 masing-masing ditambahkandengan NaOH encer yang berfungsi sebagai penghilang
kelebihan iodium,hasik dari penujian ini tidak etrbentuk ebdapan kuning baik
tabung 1 maupun tabung 2,karena pada
larutan 1-propanol tidak terdapat H alfa
yang dapat disubtitusi oleh I .Karena substitusi tersebut hanya dapat
berlangsung pada H alfa yang mempunyai gugus karbonil yang sangat elektronegatif
yang mampu menarik electron ikatan pada H alfa sehingga ikatan antara H alfa
dengan C semakin dekat dan lemah akibat H alfa tersebut mudah tersubstitusi
oleh adanya gugus I.hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa
satu-satunya alcohol primer yang dapat menghasilkan iodoform adalah
etanol.Adapun reaksi yang terjadi yaitu



b.Pengujian iodoform dengan asetofenon
Pada
pengujian ini dilakukan dengan menggunakan asetofenon dengan perlakuan yang
sama pada pengujian dengan propanol.Pengujian ini menunjukkan hasil yang
positif yang di tandai dengan terbentuknya endapan kuning pada tabung yang
telah dipanaskan sedangkan pada tabung yang di diamkan tidak menunjukkan hasil
yang positif karena tidak dipanaskan.Dimana iodoform belum terbentuk pada suhu
kamar,TErbentuknya endapan kuning karena pada asetofenon terdapat H alfa yang
dapat di subtitusi oleh I,sama halnya dengal alcohol primer dalan hal ini hanya
etanol .Adapun reaksinya yaitu

d. Pengujian iodoform dengan
etilasetoasetat
Pada pengujian ini
dilakukan dengan menggunakan etilasetoasetat dengan perlakuan yang sama pada
pengujian dengan propanol dan asetofenon.Pengujian ini menunjukkan hasil yang
negatif yang ditandai dengan tidak terbentuknya endapan kuning,meskipun
memiliki H alfa yang cukup.Hal ini dikarenakan etilasetoasetat yang memiliki
gugus karbonil lebih dari satu sehingga H alfa
mudah lepas tanpa terdistribusi melainkan membentuk H+ atau
dengan kataa lain sampel ini sangat bersifat asam.Reaksi yang terjadi yaitu


I.KESIMPULAN DAN SARAN
1.KESIMPULAN
a.
Teknik
teknik dari kristalisai iodoform yaitu proses pelarutan,pengadukan,pencucian,
dan penguapab sehingga diperoleh Kristal sebesar 4.1692 gram dengan persen
rendemen 88,70% dan titik lelehnya 122-128◦C.
b. Reaksi
haloform adalah suatu reaksi yang menghasilkan pembentukan CHX3 dari metal
keton yang mengalami halogenasi dalam
suasana basa
c. Pengujian
iodoform menunjukkan hasil yang positif yang ditandai dengan terbentuknya
endapan kuning iodoform.Asetofenon memberikan hasiil yang positif pada
pengujian dan hasil negative pada 1-propanol dan etilasetoasetat
2.SARAN
a. sebaiknya
praktikan memperhatikan
dan melakukan percobaan dengan cermat sesuai prosedur kerja dan penambahan
NaOCl. Larutan harus diaduk dengan baik
sehingga KI dapat bereaksi sempurna dengan baik dan membentuk Kristal iodoform yang maksimal
b. Sebaiknya
proses pengeringan tidak terlalu lama karena akan menguragi berat Kristal yang
diperoleh
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden
dan Fessenden.!996.Kimia Organik edisi ke tiga.Jakarta :Erlangga
Fherays.2011.Sintesis iodoform.http://fherays.Wordpress.com/2011/06/16.sintesis iodoform/.Diakses
pada tanggal 27 November 2012
Hart,Harold.2003.Kimia organik edisi kesebelas.Jakarta:Erlangga
Parlan
dan wahjudi.2003.Kimia Organik 1.Malang:JICA
Parlan
dan wahjudi. 2003.Kimia Organik 1.Malang
:Universitas Negeri Malang
Seran,emel.2010.Alkohol.http://wanibesak.Wordpress.com/tag/alcohol-sekunder.Diakses
pada tanggal 27 November 2012
JAWABAN PERTANYAAN
1. Air dapat digunakan sebagai pelarut
dalam rekristalisasi iodoform karena memiliki kepolaran yang hampir sesuai
dengan iodoform seperti halnya dengan etanol yang juga digunkan sebagai pelarut
dalam percobaan ini.
2. Persamaan reaksinya :


~
Pengujian dengan 1-propanol



~
Pengujian dengan asetofenon




3. Diketahui : massa CHI3
= 10 gram
Mr Iodoform = 394 g/mol
Mr Etanol = 46
g/mol
Mr NaOCl = 74,5
g/mol
Ditanyakan
: Massa NaOCl dan Massa C2H5OH
…?
Penyelesaian
:
Persamaan
reaksi :
CH3-CO-CH3 + 3NaOCl +
3KI CH3-CO-ONa + 3KCl + CHI3 +
2NaOH
Mol
CHI3 = Massa CHI3
Mr
CHI3
=
10 gram
394 g/mol
= 0,025mol
Mol
CHI3 = Mol etanol
Massa
etanol = mol x Mr
= 0,025 mol x 46 g/mol
= 1,15 gram
Mol NaOCl =
3x mol CHI3
= 3 x 0,025 mol
=
0,075 mol
Massa NaOCl = mol x Mr
= 0,075 mol x 74,5 g/mol
= 5,5875 gram
4. Cara
memisahkan asam karboksilat yang dihasilkan dalam reaksi iodoform adalah dengan
menggunakan air kemudian disaring maka garam akan larut dalam air sehingga
diperoleh endapan yang murni.
5. Struktur molekul dari :
a.
Etil
asetat
CH3 – CO- OC2H5
b.
Methanol
CH3OH
c.
N-butil
alcohol
CH3CH2 CH2
CH2OH
d.
Sekunder
butyl alcohol
CH3CH2 CHOH CH3
e.
4- metil-
2 – pentanol
CH3CHOH CH2
CHOHCH3
0 komentar:
Posting Komentar