Jumat, 28 Februari 2014

PEMBUATAN IODOFORM



A.      JUDUL PERCOBAAN
Pembuatan Iodoform
B.       TUJUAN PERCOBAAN
Pada akhir percobaan ini, praktikan diharapkan dapat memahami mengenai:
1.      Prinsip kerja dan teknik-teknik kristalisasi zat padat organic
2.      Reaksi haloform
3.      Kegunaan reaksi haloform untuk pembuatan haloform dan asam karboksilat, dan untuk menunjukkan adanya gugus metil keton dan alcohol sekunder
C.       LANDASAN TEORI
Halogenasi alfa merupakan dasar suatu uji kimia yang disebut uji iodoform, untuk metil keton diordinasi bertahap sampai terbentuk iodoform (CHI3) padat berwarna kuning.
Uji iodoform









 
                     O               +  3I2                                                                                                O
              C-CH3                                                                                                             +  CHI3
                                                                                                                                                CO-
Sikloheksil                                                                   iodoform(Kristal kuning)
Metil keton
(Fessenden,1996:42)
                    
            Hidrogen α dalam senyawa karbonil lebih asam dari pada umumnya hydrogen yang berikatan dengan atom karbon. Akibat dari penempatan gugus karbonil disebelah proton metil sangat luar biasa, yaitu meningkatnya keasaman sampai lebih dari pangkat 30 dari 10. Ada dua alasannya pertama karbon karbonil membawa muatan positif parsial elektron ikatan bergeser kearah karbon karbonil dan menjauhi hydrogen α,sehingga basa mudah mengambil hydrogen α sebagai proton(artinya tanpa mengambil elektron ikatannya. Kedua,anion yang dihasilkan distabilkan .Anion ini disebut anion enolat, Muatan negatifnya terdistribusi diantara karbon α dan atom oksigen karbonil(Hart,2003:292-293).
            Bila campuaran aseton dan H2SO4 pekat didestilasi,terjadi reaksi kondensasi dengan hasil mesitilena(1,3,5-trimetilbenzena).Reaksi ini merupakan suatu perubahan dari senyawa alifatikmenjadi senyawa aromatik(Parlan,2003:168-169).
            Iod merupakan zat pengoksidasi lembut dan senyawa karbonil metal juga akan menunjukkan uji positif. Brom dan klor juga bereaksi dengan metal keton, menghasilkan masing-masing bromoform dan kloroform. Karena bromoform dan kloroform merupakan cairan yang tidak mencolok, maka pembentukannya tak berguna untuk maksud uji. Namun reaksi antara suatu metal keton dengan setiap halogen tersebut memberikan suatu metode pengubahan metal keton ini menjadi asam karboksilat(Fessenden,1986:43).
            Senyawa ini diperoleh dari reaksi etil alcohol/aseton dengan iodine dan alkali.Jika dipakai etil alcohol terjadi reaksi
C2H5OH +4I2 + 6KOH                     CHI3 + HCOOK +5KI + 5H2O
Cara lain untuk membuat CHI3 adalah elektrolisis larutan yang mengandung etanol/aseton. Natrium karbonat, dan kalium iodida. Iodoform adalah zat padat yang berbentuk Kristal dengan warna kuning limau dam mempunyai bau yang khas.Kegunaan iodoform adalah untuk bahan antiseptik dan membuktikanadanya etil alcohol lain(melalui uji iodoform)(Parlan,2003:115).
            Menurut Fherays(2011),sifat kimia iodoform yaitu
1.      Kondensasi lipid etiodid dari alkil menghasilkan cis ( 1-etilguinolin-4-trimetinaiomin)
2.      Iodoform dapat dihidrogenasi(metilan iodida)
3.      Iodoform bila dipanaskan dengan campuran aniline dan larutan NaOH alcoholat karbilamin memberikan isosianida
4.      Iodoform dan kalium poidat membentuk Cl4
5.      Iodoform dapat dihidrolisis dengan kuat
6.      Iodoform bial direduksi denagn Na2As2O4 akan membentuk metilen iodide
7.      Iodoform bila direaksikan dengan NaOH akan menghasilkan warna merah ungu pada lapisanpiridin,setelah dipanaskan
8.      Jika Iodoform dipanaskan dalam satu tabung kering akan timbul uap yang berwarna violet dari iodium
Alkohol merupakan suatau senyawa organic yang tersusun dari atom C,H dan O dengan rumus umum CnH2n+1OH. Ciri khusus alcohol yaitu terdapatnaya gugus –OH pada rantai karbon .Rantai karbon dapat berupa gugus alkil jenuh maupun tidak jenuh .Gugus alkil tersubtitusi dan dapat pula terikat pada rantai siklik selain alcohol dengan satu gugus OH dikenal pula alcohol yang memiliki gugus OH lebih dari satu. Alkohol yang memilki satu gugus OH disebut alcohol monohidroksi. Alkohol  dengan dua gugus OH disebut alcohol dihidroksi dan seterusnya(Emel,2010).
            Menurut Emel(2010),Berdasarkan atom karbon yang mengikat gugus gugus OH alcohol dapat dikelompokkan menjadi:
a.       Alkohol primer,yaitu alcohol yang gugus OH terikat pada atom C primer
b.      Alkohol sekunder,yaitu alcohol yang gugus OH terikat pada atom C sekunder
c.       Alkohol tersier yaitu alcohol yang gugus OH terikat pada atom C tersier
Rekristalisasi melibatkan pemurnian zat padat dengan jalan melarutkan zat padat tersebut, mengurangi volume larutannya dengan pemansan kemudian mendinginkan larutan. Dengan pemanasan larutan, pelarut akan menguap hingga larutan mencapai titik lewat jenuh, saat larutan mendingin, kelarutan akan berkurang secaracepat dan senyawa mulai mengendap. Agar rekristalisasi berjalan baik, kotoran setidak tidaknya harus dapat larut dalam pelarut rekristalisasi atau mempunyai kelarutan lebih besar daripada senyawa yang diinginkan. Jika hal ini tidak terpenuhi, kotoran akan ikut mengkristal bersama senyawa yang diinginkan (Hart, 2003 : 294).
Gugus metal dari suatu metal keton (menghasilkan metode pengubahan metal keton ini menjadi asam karboksilat) diiodinasi bertahap sampai terbentuk iodoform (CHI3) padat berwarna kuning. Brom dan Klor juga bereaksi dengan metal keton menghasilkan bromoform dan kloroform (pembentukan tak berguna untuk reaksi uji karena bromoform dan kloroform merupakan cairan yang tidak mencolok. Istilah umum untuk menyebut CHX3 ialah haloform (reaksi holoform) (Emel, 2010).

D.ALAT DAN BAHAN
1. ALAT
a. Gelas ukur 10 m dan 100 ml                                               1 buah
b. Labu isap                                                                             1 buah
c. Gelas kimia 100 mL dan 250 mL                                        1 buah
d. Gelas kimia 800 mL                                                            1 buah
e. Tabung reaksi kecil                                                              6 buah
f. Rak tabung reaksi                                                                1 buah
g. Corong Buchner                                                                  1 buah
h.Pipet tetes                                                                            6 buah
i. kaki tiga dan kasa asbes                                                       1 buah
j. batang pengaduk                                                                  2 buah
k. Melting Point block                                                            1 buah
l. Neraca analitik                                                                     1 buah
m. Botol semprot                                                                    1 buah
n. Pembakar spritus                                                                 1 buah
2. BAHAN
a.kristal kalium Iodida (KI)
b.Larutan aseton (CH3COCH3)
c.Larutan Natrium hipoklorit ( NaOCl)
d.Aquades(H2O)
e.Larutan 1-propanol (CH3CH2CH2OH)
f.Larutan Asetofenon ( C6H5COCH3)
g.Larutan etil asetoasetat (CH3COCH2COCH3)
h.Larutan Etanol 95% (C2H5OH)
i.Larutan natrium hidroksida 10% (NaOH)
j.Larutan Dioksan
k. Larutan natrium hidroksida encer (NaOH)
l. Larutan kalium iodida-iodin
m.Kertas saring whatman
n. pipa kapiler
o. korek kayu
E.PROSEDUR KERJA
1.Pembuatan Iodoform
a.Menimbang Kristal kalium iodida sebanyak 6 gram
b.Memasukkan Kristal kalium iodida kedalam gelas kimia 250 mL
c.Melarutkan dengan aquades sebanyak 100 mL,kemudian menambahkan aseton.
d.Menambhakan sedikit demi sedikit sambil dikocok larutan natrium hipoklorit 5 %
diperoleh dan menghitung sampai zat padat iodoform tidak terbentuk lagi (diperlukan kurang lebih 65 ml)
e. Mendiamkan campuran reaksi selama 10 menit dan sring dengan penyaring Buchner.
f. Mencuci Kristal dua atau tigga kali dengan air dan biarkan kering di oven.
g. Menimbang Kristal yang diperoleh,menguji titik lelehnya dan menghitung rendemennya.

2.Pengujian iodoform
a. memasukkan 4-5 tetes larutan 1-propabol,asetofenon,dan etiasetoasetat,masing-masing ke dalam tabung reaksi yang berbeda.
b. Menambahkan 5 mL larutan dioksan kedalam masing-masing tabungmmengocok     sampai semuanya larut dan menambahkan 1 mL NaOH dan 10 tetes larutan KI-I2
c. Kemudian mebagi dua larutan masing-masing tabung kedalam tabung yang lain(bagian 1 dan bagian 2 ).
d. Memanaskan tabung bagian dua ,sedangkan bagian 1 didiamkan pada suhu kamar selama beberapa menit
e. Setelah  dipanaskan selama 3 menit pada suhu 60○C,tabung bagian 2 ditambahkan beberapa tetes bahan uji iodium sampai warna coklat tidak hilang lagi setelah pemanasan.
f. Untuk menghilangkan kelebihan iodine,masing-masing tabung ditambahkan dengan 5 tetes NaOH dan 5 tetes Aquades dan membiarkan 10 menit.

F.HASIL PENGAMATAN
NO
Aktivitas / Perlakuan
Pengamatan
1
a.
b.

c.
d.

e.

f.

g.

h.
i.

2.

a.

b.

c.











a.

b.

c.











1.

2.
Pembuatan iodoform
Menimbang 6  KI
Melarutkan 6 g KI dengan 100 mL aquades
Menambahkan 2 mL aseton
Menambahkan sedikit demi sedikit NaOCl samapi 65 mL
Mendiamkan selama 10 menit

Menyaring larutan dengan corong Buchner
Memgeringkan kristal didalam oven
Kristal ditimbang
Menguji titik leleh kristal

Pengujian Iodoform
-Tabung 1
5 tetes  propanol + 5 mL larutan dioksan + 1 mL NaOH
Menambahkan 10 tetes larutan KI –I2
Membagi larutan dua bagian
-bagian 1
1.Mendiamkan larutan beberapa menit
2. Menambahkan 5 tetes  NaOH + 5 tetes air
-Bagian 2
1.Memanaskan larutan selama 3 menit pada suhu 60◦C
2.Menambahkan 5 tetesNaOH dan 5 tetes air
-Tabung  2
5 tetes asetofenon + 5 mL larutan dioksan + 1 mL NaOH
Menambahkan 10 tetes larutan KI –I2
Membagi larutan dua bagian
-bagian 1
1.Mendiamkan larutan beberapa menit
2. Menambahkan 5 tetes  NaOH + 5 tetes air
-Bagian 2
1.Memanaskan larutan selama 3 menit pada suhu 60◦C
2.Menambahkan 5 tetesNaOH dan 5 tetes air
-Tabung 3
5 tetes etilasetoasetat  + 5 mL larutan dioksan + 1 mL NaOH
Menambahkan 10 tetes larutan KI –I2
Membagi larutan dua bagian
-bagian 1
1.Mendiamkan larutan beberapa menit
2. Menambahkan 5 tetes  NaOH + 5 tetes air
-Bagian 2
1.Memanaskan larutan selama 3 menit pada suhu 60◦C
2.Menambahkan 5 tetesNaOH dan 5 tetes air


6 gram KI ( putih)
Larutan kuning dan dingin

Larutan bening dan berminyak
Larutan kuning

Endapan kuning turun kedasar gelas kimia
Kristal kuning

Kristal kering berwarana kuning dan berbentuk serbuk
Diperoleh 4,1691 gram
Titik leleh 122-128◦C



Larutan bening terdapat gelembung

Larutan coklat



Larutan coklat

Larutan coklat


Larutan coklat

Larutan coklat


Larutan keruh dan terdapat gelembung

Larutan coklat



Larutan coklat

Larutan coklat


Larutan coklat

Larutan coklat dan terbentuk endapan kuning

Larutan bening dan berminyak

Larutan coklat



Larutan coklat

Larutan coklat


Larutan coklat

Larutan kuning




G.ANALISIS DATA
Dik.     Volume aseton = 2 ml
            ρ aseton           = 0,792 g/ml
            Mm aseton      = 58 g/mol
            Massa KI         = 6 gram
            Mm KI                        = 166 g/mol
            Volume NaOCl = 51 ml
            ρ NaOCl          = 2,5 g/ml
            Massa CHI3     = 4,1691 gram
Dit.      % rendemen = …  ?


Penyelesaian

Massa aseton                = ρ aseton x V aseton
                                      = 0,792 g/ml x  ml
                                      = 1,584 g
Mol aseton                  =

                                     =
                                    = 0.027 mol

Mol KI                        =        
                                    = 0,036 mol

Massa NaOCl              = ρ NaOCl x V NaOCl
                                    = 2,5 g/ml x 65 ml
                                    = 162,5 g

Mol NaOCl                 =
                                    = 2.181  mol
                   
CH3-CO-CH3 + 3NaOCl + 3KI            CH3-C-ONa + 3KCl + CHI3 + 2NaOH
m    :  0.027                               0,036                    -                  -            -              -
b     :  0,012                               0,036              0,012             0,036     0,012     
 

s     :  0.015                                     -                 0,012            0,036     0,012     

Jadi mol Iodoform (CHI3) = 0,012 mol

Massa CHI3 (teori)       = mol CHI3 x Mm CHI3
                                      = 0,012 m0l x 394 g/mol
                                      = 4,728 g


Rendemen             =  x 100 %
                                   
                           =        x 100 %

                           =       88,70 %


H. PEMBAHASAN
            Reaksi iodoform yaitu suatu reaksi spesifik terhadap senyawa yang mengandung  gugus metal keton.  Gugus metal keton dari suatu metil keton diordinasi dalam suasana basa sampai terbentuk iodoform padat berwarna kuning. Pada percobaan ini,  Kristal kalium iodide dilarutkan dalam air yang berfungsi untuk membebaskan iod dimana KI yang merupakan penyedia I- dapat bereaksi, menghasilkan larutan bening. Gugus metal keton yang digunakan dalam percobaan ini adalah aseton. Kemudian  setelah  Kristal larut maka menambahkan aseton yang menghasilkan larutan bening berminyak, Ditambahkan dengan aseton karena aseton berfungsi sebagai bahan dasar dalam pembuatan iodoform. Sebelum ditambahkan dengan aseton Kristal dilarutkan dengan air karena aseton adalah suatu zat yang memiliki sifat mudah menguap sehingga dengan adanya penambahan air diharapkan penguapan berkurang atau terjadi penguapan sehingga volume aseton yang diperlukan pada reaksi tidak berkurang. Setelah ditambahkan dengan aseton selanjutnya ditambahkan larutan natrium hipoklorit yang akan bereaksi dengan aseton,menghasilkan larutan kuning, dimana penambahan natrium hipoklorit dilakukan sedikit demi sedikit dan juga dilakukan pengadukan yang bertujuan agar terjadi tumbukan  antar molekul yang terdapat dalam campuran agar reaksi terjadi dengan sempurna. Adapun fungsi dari penambahan KI yaitu untuk bereaksi dengan NaOCl membentuk KCl dan NaOI. Selanjutnya NaOI ini akan terurai dalam larutan membentuk NaO+  dan I- . Setelah penambahan aseton  I- akan bereaksi dengan aseton menghasilkan CH3COCI3 kemudian bereaksi kembali dengan NaO- dan H dari gugus aseton membentuk CH3CONa yang merupakan gugus garam karbosilat dan juga membentuk  CHI3 yang merupakan iodoform.
            Setelah campuran tercampur dengan sempurna, larutan kemudian didiamkan selama 10 menit dengan tujuan agar pemisahan antara kristal dengan larutannya berlangsung baik dan efektif   dan agar endapan yang terbentuk terendapkan semua. Setelah beberapa menit larutan tersebut disaring dengan menggunakan corong burchner yang dapat mempercepat proses penyaringan karena dilengkapi dengan labu isap. Selain itu pada corong Buchner juga di lengkapi dengan kertas saring whatman yang mempunyai pori-pori lebih rapat dibandingkan dengan kertas saring biasa sehingga pada saat di saring Kristal iodoform yang diperoleh tidak ikut bersama pelarutnya dan juga agar diperoleh Kristal murni serta  Kristal yang dihasilkan lebih cepat kering. Setelah itu Kristal kemudian di cuci dengan air sebanyak 2-3 kali yang bertujuan untuk mengikat sisa-sisa garam yang merupakan hasil reaksi lain yang masih terdapat pada Kristal. Setelah itu Kristal yang terbentuk pada kertas saring  kemudian dimasukkan kedalam oven yang bertujuan  unutk mempercepat proses pengeringan. Setelah kering Kristal kemudian ditimbang dan ditentukan titik lelehnya. Adapun berat Kristal yang diperoleh sebesar 4,1691 gram.Sedangkan secara teori berat Kristal seharusnya iperoleh yaitu 4,7 gram.Adapun factor yang menyebabkan sehinnga hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan teori yaitu reaksi antara  aseton dan iodine kurang sempurna artinya tidak semua membentuk iodoform.Proses pengeringa n dalam oven terlau lama yang menyebabkan Kristal hangus sehingga mengurangi berat.Setelah ditimbang dilakukan pengujian titik leleh dari Kristal tersebut dan diperoleh titik leleh dari Kristal tersebut yaitu 122-128◦C. sedangkan menurut teori titik leleh dari Kristal iodofor murni yaitu 119-123◦C ,Penyebab tingginya titik leleh yang diperoleh yaitu karena masih terdapat zat pengotor didalan Kristal dimana titik leleh zat pengotor lebih tinggi daripada titik leleh Kristal sehingga Kristal telah habis meleleh sedangkan zat pengotornya belum meleleh secara keseluruhan.
            Kristal iodoform yang di peroleh berwarna kuning berbentuk serbuk dan baunya yang sedikit mirip bau obat. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa bentuk dari Kristal iodoform yaitu berbentuk serbuk dan berwarna kuning. Adapun mekanisme reaksi pada pembentukan iodoform yaitu
Tahap 1
H3C-CO-CH3+NaOCl + KI                  HC3-CO-CH3 + NaOI + KCl
Tahap 2
H3C-CO-CH3 + NaOI                   H3C-CO-CH2I + NaOH
Tahap 3
H3C-CO-CH2I + NaOI                  H3C-CO-CHI2 + NaOH
Tahap 4
H3C-CO-CHI2 + NaOI               H3C-CO-CI3 + NaOH
Tahap 5
H3C-CO-CI3 + NaOI                 H3C-CO-ONa + CHI3
                                                Natrium etanoat          iodoform

2.Pengujian iodoform
Pngujian iodoform meru[akan uji khas untuk senyawa metal keton.Hidrogen pada kedudukan alfa bersfat asam dan hasil penggunaanya menghasilkan anion enolat.Selanjutnya anion enolat dapat bereaksi dengan halogen menghasilkan senyawa hidrokarbonil untuk iodine.Pada percobaan ini dilakukan tiga pengujian dengan iodoform yang berbeda-beda yaitu
a.pengujian iodoform dengan 1-propanol
            Pada pengujian ini dilakukan dengan cara memasukkan larutan 1-propanol kedalam tabung reaksi kemudian ditambahkan larutan dioksan sebagai reagen dan NaOH 10% yang nantinya akan bereaksi lebih lanjut pada sampel.Fungsi dari penambahan NaOH ini yaitu untuk mengendapkan iodoform,Setelah ditambahkan NaOH menghasilkan larutan bening dan terdapat gelembung.Larutan ini kemudian ditambahkan dengan larutan iodium yang berfungsi sebagai penyedia gugus I.setelah itu larutan dibagi dua kedalan tabung reaksi yang lain.Bagian 1 di diamkan pada suhu kamar dan bagian 2 dipanaskan untuk mempercepat pembentukan iodoform.Karena iodoform belum terbentuk pada suhu kamar.setelah dipanaskan selama 3 menit menambahkan bahan uji iodine sampai warna coklat dari iodine  tidak hilang lagi.Kemudian tabung bagian 1 dan 2 masing-masing ditambahkandengan NaOH encer yang berfungsi sebagai penghilang kelebihan iodium,hasik dari penujian ini tidak etrbentuk ebdapan kuning baik tabung 1 maupun  tabung 2,karena pada larutan 1-propanol tidak terdapat  H alfa yang dapat disubtitusi oleh I .Karena substitusi tersebut hanya dapat berlangsung pada H alfa yang mempunyai gugus karbonil yang sangat elektronegatif yang mampu menarik electron ikatan pada H alfa sehingga ikatan antara H alfa dengan C semakin dekat dan lemah akibat H alfa tersebut mudah tersubstitusi oleh adanya gugus I.hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa satu-satunya alcohol primer yang dapat menghasilkan iodoform adalah etanol.Adapun reaksi yang terjadi yaitu
CH3CH2CH2OH + KI

b.Pengujian iodoform dengan asetofenon
            Pada pengujian ini dilakukan dengan menggunakan asetofenon dengan perlakuan yang sama pada pengujian dengan propanol.Pengujian ini menunjukkan hasil yang positif yang di tandai dengan terbentuknya endapan kuning pada tabung yang telah dipanaskan sedangkan pada tabung yang di diamkan tidak menunjukkan hasil yang positif karena tidak dipanaskan.Dimana iodoform belum terbentuk pada suhu kamar,TErbentuknya endapan kuning karena pada asetofenon terdapat H alfa yang dapat di subtitusi oleh I,sama halnya dengal alcohol primer dalan hal ini hanya etanol .Adapun reaksinya yaitu
C6H5-CO- CH3 +KI + NaOH                     NaO-CO-C6H5 + CHI3
d. Pengujian iodoform dengan etilasetoasetat
Pada pengujian ini dilakukan dengan menggunakan etilasetoasetat dengan perlakuan yang sama pada pengujian dengan propanol dan asetofenon.Pengujian ini menunjukkan hasil yang negatif yang ditandai dengan tidak terbentuknya endapan kuning,meskipun memiliki H alfa yang cukup.Hal ini dikarenakan etilasetoasetat yang memiliki gugus karbonil lebih dari satu sehingga H alfa  mudah lepas tanpa terdistribusi melainkan membentuk H+ atau dengan kataa lain sampel ini sangat bersifat asam.Reaksi yang terjadi yaitu
H3C-CO-CH2 –C-OC2H5 + KI+ NaOH
I.KESIMPULAN DAN SARAN
1.KESIMPULAN
a. Teknik teknik dari kristalisai iodoform yaitu proses pelarutan,pengadukan,pencucian, dan penguapab sehingga diperoleh Kristal sebesar 4.1692 gram dengan persen rendemen 88,70% dan titik lelehnya 122-128◦C.
b. Reaksi haloform adalah suatu reaksi yang menghasilkan pembentukan CHX3 dari metal keton yang mengalami halogenasi dalam suasana basa
c. Pengujian iodoform menunjukkan hasil yang positif yang ditandai dengan terbentuknya endapan kuning iodoform.Asetofenon memberikan hasiil yang positif pada pengujian dan hasil negative pada 1-propanol dan etilasetoasetat
           
2.SARAN
a. sebaiknya praktikan memperhatikan dan melakukan percobaan dengan cermat sesuai prosedur kerja dan penambahan NaOCl. Larutan harus diaduk dengan baik sehingga KI dapat bereaksi sempurna dengan baik dan membentuk Kristal iodoform yang maksimal
b. Sebaiknya proses pengeringan tidak terlalu lama karena akan menguragi berat Kristal yang diperoleh



DAFTAR PUSTAKA

Fessenden dan  Fessenden.!996.Kimia Organik edisi ke tiga.Jakarta :Erlangga
Fherays.2011.Sintesis iodoform.http://fherays.Wordpress.com/2011/06/16.sintesis iodoform/.Diakses pada tanggal 27 November 2012

Hart,Harold.2003.Kimia organik edisi kesebelas.Jakarta:Erlangga

Parlan dan wahjudi.2003.Kimia Organik 1.Malang:JICA

Parlan dan wahjudi. 2003.Kimia Organik 1.Malang :Universitas Negeri Malang

Seran,emel.2010.Alkohol.http://wanibesak.Wordpress.com/tag/alcohol-sekunder.Diakses pada tanggal 27 November 2012













JAWABAN PERTANYAAN
1.    Air dapat digunakan sebagai pelarut dalam rekristalisasi iodoform karena memiliki kepolaran yang hampir sesuai dengan iodoform seperti halnya dengan etanol yang juga digunkan sebagai pelarut dalam percobaan ini.
2.    Persamaan reaksinya :
KI    +  NaOCl                     NaOI + KCl
3NaOI + CH3COCH3               CH3COONa    +   2NaOH  +   CHI3
~ Pengujian dengan 1-propanol

CH3CH2CH2OH + KI
  ~ Pengujian dengan asetofenon

C6H5-CO- CH3 +KI + NaOH                     NaO-CO-C6H5 + CHI3   +   CHI3
~ Pengujian dengan Etil aseto asetat
H3C-CO-CH2 –C-OC2H5 + KI+ NaOH

3.      Diketahui :            massa CHI3   = 10 gram
Mr Iodoform = 394 g/mol
Mr Etanol      = 46 g/mol
Mr NaOCl     = 74,5 g/mol
Ditanyakan :  Massa NaOCl dan Massa C2H5OH …?
Penyelesaian :
Persamaan reaksi :

           
CH3-CO-CH3 + 3NaOCl + 3KI            CH3-CO-ONa + 3KCl + CHI3 + 2NaOH

Mol CHI3   =  Massa CHI3  
                        Mr CHI3
                       =  10 gram
                        394 g/mol
                   = 0,025mol

Mol CHI3   =  Mol etanol

Massa etanol =  mol   x   Mr

                      = 0,025 mol x 46 g/mol
                      = 1,15 gram
Mol NaOCl              = 3x mol CHI3
                                            = 3 x 0,025 mol
                                 = 0,075 mol

Massa NaOCl = mol x Mr
                                   = 0,075 mol x 74,5 g/mol
                                   = 5,5875 gram

4. Cara memisahkan asam karboksilat yang dihasilkan dalam reaksi iodoform adalah dengan menggunakan air kemudian disaring maka garam akan larut dalam air sehingga diperoleh endapan yang murni.
5.  Struktur molekul dari :
a.       Etil asetat
CH3 – CO- OC2H5

b.      Methanol
            CH3OH

c.       N-butil alcohol
CH3CH2 CH2 CH2OH

d.      Sekunder butyl alcohol
CH3CH2 CHOH CH3

e.       4- metil- 2 – pentanol
CH3CHOH CH2 CHOHCH3

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates