A. JUDUL
PERCOBAAN
Isolasi Piperin Dari
Lada dan Sifat Kimia Piperin
B. TUJUAN
PERCOBAAN
1 Prinsip
isolasi senyawa organik dari bahan alam, khususnya golongan alkaloid
Teknik
isolasi dalam bahan alam, ekstraksi kontinyu, pemisahan lainnya dan cara
pemurniannya
C. LANDASAN
TEORI
Tumbuhan lada (Piper Ningrum L) termasuk tumbuhan semak
atau perdu dan sering kali memenjat dengan akar-akar pelekat. Tumbuhan lada ini
dikenal dengan beberapa nama antara lain piper, lada, merica dan sakang. Dari
perlakuan terhadap buah lada dapat diperoleh lada hitam dam lada putih. Lada
hitam diperoleh dari buah lada yang belum masak, dikeringkan bersama kulitnya
hingga kulitnya keriput dan berwarna hitam. Lada putih berasal dari buah yang
masak dan kulitnya sudah dihilangkan dan dikeringkan sehingga warnanya putih (Sari,
2011)
Berdasarkan
system klasifikasi dari Cronquist dalam pasuki (1994) klasifikasi tanaman lada
adalah sebagai berikut:
Divisi : Magndrophyta
Kelas : Magnolipisida
Anak kelas : Magnolidae
Bangsa : piperales
Suku : Piperaceae
Marga : Piper
Spesies : Piper Ningrum L. (Sari, 2011)
Lada
mengandung minyak atsiri, pinena, kariofilena, lionena, filandrena alkaloid
piperina, kavisina, piperitina, piperidina, zat pahit dan minyak lemak. Lada
memilki rasa pedas, berbau khas dan aromatik. Rasa pedas dari buah lada hitam
90-95% disebabkan oleh adanya komponen trans piperin yang ada dalam buah kering
yang kadarnya 2-5 % dan terdiri atas senyawa asam amida piperin dan asam
piperinat. Rasa pedas piperin masih ada meskipun diencerkan 1:200.000. rasa
pedas juga disebabkan oleh adanya kavisin yang merupakan isomer basa piperin. Kandungan lain yang
menghasilkan bau aromatic adalaah minyak atsiri dengan kadar 1-2,5 % yang
mengandung piperanol, eugenol, safrol, metal eugenol dan miristissin. Lada
hitam juga mengandung monoterpen dan seskuiterpen (Hadyherbs, 2011)
Alkaloid
adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak ditemukan di alam. Hampir
seluruh alkaloid berasa dari tumbuh-tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai
jenis tumbuhan. Semua alkaloid mengandung paling sedikit sebuah atom nitrogen
yang biasanya bersifat basa dan dalam sebagian besarnya atom nitrogen ini
merupakan bagian dari cincin heterosiklik. Batasan mengenai alkaloid seperti
dinyatakan di atas perlu digunakan secara hati-hati, karena banyak senyawa
heterosiklik nitrogen lain yang ditemukan di alam yang bukan merupakan golongan
alkaloid. Misalnya, senyawa-senyawa pirimidin, pteridin, dan asam nukleat yang
tidak pernah dinyatkan sebagai alkaloid (Achmad, 1986: 47)
Alkaloid
tidak mempunyai tatanama sistematik dan mempunyai struktur yang banyak
jenisnnya. Oleh karena itu, klasifikasi alkaloid yang didasarkan pada
strukturnya perlu dilakukan agar dapat membedakan antara suatu jenis tertentu
dari jenis lainnya. Suatu cara untuk mengklasifikasikan alkaloid ialah cara
yang didasarkan pada jenis cincin heterosiklik nitrogen yang merupakan bagian
dari struktur molekul. Menurut kklasifikasi ini alkaloid dapat dibedakan atas
beberapa jenis, seperti alkaloid pirolidin, alkaloid piperidin, alkaloid
isokuinolin, alkaloid indol, alkaloid kuinolin, dan sebagainya.
N
N N N
N
H
Pirolidin piperidin
isokuinolin kuinolin indol
(Achmad,
1986: 48)
Banyak senyawa
nitrogen dalam tumbuhan mengandung atom nitrogen basa dan karena itu dapat
diekstrak dari dalam bahan tumbuhan itu dengna asam encer. Senyawa ini disebut
alkaloid yang artinya : “mirip alkali”. Setelah ekstraksi, alkaloid bebas dapat
diperoleh dengan pengolahan lanjutan dengan basa dalam air.
Ekstraksi : R3N: + HCl H2O R3NH+Cl-
Regenerasi : R3NH+Cl-
+ OH- R3N: + H2O + Cl-
(Fessenden,
1991: 269)
Struktur
alkaloid beranekaragam, dari yang sederhana sampai yang rumit. Satu dari yang
tersederhana strukturnya, tetapi yang efek faalinya tidak sederhana adalah
nikotina.
N
CH3
N
nikotina
(Fessenden.
1991: 269)
Piperin
(1-piperilpiperidin) C17H19O3N merupakan
alkaloid dengan inti piperidin. Berikut struktur piperin:
Struktur Piperin
Piperin berbentuk Kristal berwarna
kuning dengan titik leleh 127-129,5
, merupakan basa yang tidak optis aktif,
dapat larut dalam alcohol, benzene, eter
dan sedikit larut dalam air (Sari, 2011)
Hidrolisis piperin
dapat dilakukan dengan menggunakan larutan 10 % KOH-etanol menjadi asam
piperat. Reaksi hidrolisis piperin digambarkan sebagai berikut:
H
Piperin piperidin
-CH=CH-CH=CH-C
OH
Asam piperat
(Sari,2011)
Uji kualitatif untuk
alkaloid adalah dengan metode Culvenor Fitgerald yaitu dengan memotong-motong
sekitar 4 gram sampel, kemudian digerus dalam lumping porselin, dibasahi dengan
10 ml amoniak 0,05 M dalam kloroform. Selanjutnya dipindahkan ke dalam tabung
reaksi dan ditetesi 0,5 ml H2SO4 2 N dan terjadi dua lapisan. Lapisan asam sulfat kemudian
ditambah satu tetes perekasi mayer, bila terbentuk endapan putih makka positif
untuk alkaloid (Sitorus, 2010: 195)
D. ALAT
DAN BAHAN
1. Alat
a. Mortar
dan lumping
b. Alat
refluks
c. Ekstraktor
sokhlet
d. Statif
dan klem
e. Penangas
listrik
f. Neraca
analitik
g. Batang
pengaduk
h. Gelas
kimi 600 ml
i.
Gelas kimia 100 ml
j.
Corong Buchner
k. Corong
biasa
l.
Labu bundar 250 ml
m. Gelas
ukur 10 ml
n. Gelkas
ukur 100 ml
o. Pembakar
spiritus
p. Meltin
point block
q. Pipet
tetes
r.
Stopwatch
s. Botol
semprot
t.
Tabung reaksi
u. Lap
kasar
v. Lap
halus
2. Bahan
a. Lada
putih (piper ningrum L) 20 gram
b. Kalium
hidroksida alkoholis 10% (KOH
alkoholis)
c. Etanol
95% (C2H5OH)
d. Asam
klorida 10 M (HCl
10 M)
e. Asam
klorida encer (HCle)
f. Kalim
permanganat encer (KMnO4
(e))
g. Pereaksi
fehling atau benedict
h. Pereaksi
Molisch
i.
Aquades (H2O)
j.
Kertas saring biasa
k. Kertas
saring whatmann
l.
Pipa kapiler
m. Aluminium
foil
n. Kertas
lakmus
o. Korek
api
p. Es
batu
q. Batu
didih
E. PROSEDUR
KERJA
1. Isolasi
piperin
a. Menimbang
20 gram lada putih
b. Menggerus
lada sampai halus
c. Memesukkan
ke dalam mantel kertas (silindris)
d. Memasukkan
lada terbungkus ke dalam sokhlet
e. Memasukkan 250 ml etanol ke dalam sokhlet
f. Melakukan
ekstraksi kontinyu sampai 7 kali sirkulasi
g. Mendinginkan
larutan ekstrak
h. Mengisatkan
larutan ekstrak sampai cukup pekat
i.
Menambahkan 60 ml larutan KOH alkoholis
10%
j.
Mengaduk dan menyaring larutan campuran
k. Membagi
dua filtrate sama bnayak, satu bagian untuk percobaan selanjutnya
l.
Mengisatkan bagian yang satu lagi sampai larutan agak jenuh
m. Mendinginkan
larutan di dalam air es samppai terbentuk Kristal
n. Menyaring
Kristal yang terbentuk
o. Mengeringkan
krisatal dan menentukan titik leleh Kristal
2. Reaksi-reaksi
piperin
a. Reaksi
dengan KMnO4
1. Mengukur
1 ml larutan alkoholis yang diperoleh dari isolasi
2. Menetralkan
larutan dengan HCl encer
3. Menambahkan
beberapa tetes KMnO4 encer
4. Mencatat
perubahan yang terjadi
b. Reaksi
dengan pereaksi fehling atau benedict
1. Mengukur
1 ml larutan alkoholis yang diperoleh dari isolasi
2. Menetralkan
larutan dengan HCl encer
3. Menambahkan
beberapa tetes pereaksi fehling atau benedict
4. Mencatat
perubahan yang terjadi
c. Reaksi
dengan pereaksi molisch
1. Mengukur
1 ml larutan alkoholis yang diperoleh dari isolasi
2. Menetralkan
larutan dengan HCl encer
3. Menambahkan
beberapa tetes pereaksi molisch
4. Mencatat
perubahan yang terjadi
3. Degradasi
piperin
a. Mengukur
larutan alkoholis sebanyak 50 ml
b. Memekatkan
larutan tersebut di atas penagas listrik sampai volumenya tinggal setengahnya
c. Merefluks
larutan tersebut selama 30 menit, sampai alkoholnya menguap semuanya
d. Menambahkan
5 ml air ke dalam residu yang diperoleh
e. Menambahkan
larutan HCl 10 M sambil diaduk, sampai semuanya membentuk endapan kuning
f. Menyaring
endapan den mencuci dengan air
g. Mengkristalkan
filtrate dalam air es dan menyaring Kristal yang terbentuk
h. Menentukan
titik leleh Kristal yang diperoleh
F. HASIL
PENGAMATAN
1. Isolasi
piperin
No.
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
1.
|
Menimbang
lada putih
|
20
gram
|
2.
|
Menggerus
lada putih
|
Lada
halus
|
3.
|
Memasukkan
lada halus ke dalam mantel kertas saring (silindris)
|
Lada
terbungkus rapi
|
4.
|
Memasukkan
lada terbungkus ke dalam sokhlet
|
Lada
terbungkus masuk ke dalam sokhlet
|
5.
|
Memasukkan
250 ml etanol 95% ke dalam sokhlet
|
Etanol
masuk ke dalam sokhlet sampai 3 kali sirkulasi
|
6.
|
Melakukan
ekstraksi kontinyu
|
7
kali sirkulasi, larutan kuning jernih
|
7.
|
Mendingikan
larutan ekstrak
|
Larutan
ekstrak dingin
|
8.
|
Mengisatkan
larutan ekkstrak
|
Larutan
cukup pekat dan berwarna kunig
|
9.
|
Menambahkan
60 ml KOH alkoholis 10 % (jingga)
|
Larutan
berwarna merah bata
|
10.
|
Menyaring
larutan alkoholis
|
Filtrat
alkoholis
|
11.
|
Membagi
2 larutan (filtrat) sama banyak
|
Larutan
terbagi dua sama banyak
|
12.
|
Mengisatka
larutan bagian 1
|
Larutan
agak jenuh
|
13.
|
Mendingikan
larutan dalam air es
|
Terbentuk
Kristal kuning
|
14.
|
Menyaring
Kristal dalam corong Buchner
|
Kristal
kuning terpisah dari pelarutnya
|
15.
|
Mengeringkan
Kristal
|
Kristal
kuning
|
16.
|
Menetukan
titik leleh Kristal
|
128-129
|
2. Reaksi-reaksi
piperin
No.
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
1.
|
Dengan
KMnO4
|
|
a. Menetralkan
1 ml larutan alkoholis dengan HCl encer
|
Kertas
lakmus merah menjadi biru, kemudian menjadi merah kembali, larutan kunig
keruh
|
|
b. Menambahkan
KMnO4 (ungu)
|
Larutan
berwarna coklat
|
|
2.
|
Dengan
pereaksi benedict
|
|
a. Menetralkan
1 ml larutan alkoholis dengan HCl encer
|
Kertas
lakmus merah menjadi biru, kemudian menjadi merah kembali, larutan kunig
keruh
|
|
b. Menambahkan
pereaksi benedict (biru bening)
|
Larutan
hijau
|
|
3.
|
Dengan
pereaksi molisch
|
|
a. Menetralkan
1 ml larutan alkoholis dengan HCl encer
|
Kertas
lakmus merah menjadi biru, kemudian menjadi merah kembali, larutan kunig
keruh
|
|
b. Menambahkan
pereaksi molisch
|
Larutan
kuning kehijauan
|
3. Degradasi
piperin
No.
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
1.
|
Mengukur
larutan alkoholis
|
50
ml
|
2.
|
Memekatkan
larutan ekstrak
|
Larutan
berwarna merah bata dan tersisa 25 ml
|
3.
|
Merefluks
larutan selama 30 menit
|
Residu berwarna merah bata
|
4.
|
Menambahkan
5 ml air ke dalam residu
|
Larutan
suspense
|
5.
|
Menambahkan
HCl 10 M
|
Terbentuk
endapan kunig
|
6.
|
Mnyaring
endapan dan mencuci dengan air
|
Larutan
agak coklat
|
7.
|
Mendingikan
filtrate dalam air es
|
Terbentuk
hablur dan tidak ada kristal
|
G. PEMBAHASAN
1. Isolasi
piperin
Percobaan
ini bertujuan untuk mengisolasi piperin dari lada putih. Pada percobaan ini, lada
putih yang telah halus dibungkus dengan kertas saring kemudian dimasukkan ke
dalam sokhlet dan direfluks dengan menggunakan etanol sebagai pelarut.
Penggunaan lada putih yang kering dan halus bertujuan untuk memperluas bidang
permukaan yang mengakibatkan terjadinya banyak tumbukan antara etanol dengan
lada, sehingga mempercepat proses palarutan dan pemisahan piperin dari lada.
Penggunaan etanol sebagai pelarut karena etanol dan piperin memilki tingkat
kepolaran yang sama sehingga piperin muudah ditarika dan larut dalam etanol.
Selain itu, etanol juga bersifat vollati (mudah menguap) sehingga mempermudah
proses pemisahan antara etanol dengan piperin. Selanjutnya dilakukan proses
ekstraksi kontinyu, hal iini bertujuan untuk memoeroleh hasil ekstrak yang lebih
murni. Sebelum proses ekstraksi dilakukan, ditambahkan batu didih ke dalam labu bundar. Penambaha batu didih
ini berfungsi untuk menjaga tekanan dan suhu tetap stabil seta untuk
menghindari terjadinya letupan-letupan pada labu bundar yang menyebabkan labu
bundar dapat pecah. Proses refluks dilakukan sampai 7 kali sirkulasi, hal ini
betujuan agar piperin yang terkandung dalam lada terikat semua oleh etanol,
yang dapat dilihat dari perubahna warna pelarut dari tak berwarna menjadi
kuning jernih.
Proses
ekstraksi berlangsung dengan menerapkan prinsip sokhletasi. Terjadinya proses
sokhletasi diawali dengan pemanasan pelarut etanol dalam labu bundar sehingga
menguap dan didinginkan menggunakan kondensor sehingga jatuh menjadi cairan ke
lada putih untuk mearutkan zat aktif di dalam lada tersebut. Apabila cairan
telah mencapai permukaan sifon maka seluruh cairan pelarut etanol yang membawa
zat aktif di di dalam lada putih akan keluar melalui pipa kecil menuju labu bundar,
sehinggga terjadilah satu kali sirkulasi. Proses ini terjadi secara kontinyu.
Larutan
ekstrak ynag telah diperoleh kemudian dikisatkan sampai larutan cukup pekat.
Tujuan pengkisatan yaitu untuk menguapakan etanol yang terkandung dalam larutan
ekstrak tersebut. Setelah itu, ditambahkan larutan KOH alkoholis 10 %, yang
bertujuan untuk memberikan suasana basa pada larutan dan untuk mengika piperin
serta untuk mencegah terjadinaya penguraian senyawa piperin yang telah
diperoleh. Larutan tersebut selanjutnya disaring, ynag bertujuan untuk
memisahkan zat-zat pengotor dari senyawa piperin. Selanjutnya, filtrate
tersebut dikistakan sampai larutan agak jenuh. Hal ini bertujuan untuk
menguapkan sisa-sisa etanol yang masih terdapat dalam senyawa piperin. Selanjutnya
larutan tersebut didingikan pada suhu kamar dan didinginkan dalam air es sampai
terbentuk Kristal. Tujuan pendinginan yaitu untuk mempercepat terbentuknya
Kristal. Kristal yang terbentuk kemudian disaring untuk memisahkan Kristal dari
pelarutnya. Kristal yang diperoleh berwarna kuning. Hal ini telah sesuai dengan
teori yang menyatakan bahwa Kristal piperin berwarna kuning. Selanjutnya untuk
menguji kemurnian Kristal yang diperoleh dilakukan uji titik leleh dan
diperoleh titik leleh piperin 128-129
. Hal ini hamper mendekati titik leelh
piperin secara teori yaitu 127-129,5
. Hal ini menandakan bahwa Kristal yang
diperoleh belum murni yang berarti pada Kristal yang diperoleh masih mengandung
zat pengotor yang titik lelehnya lebih rendah dari titik leleh Kristal piperin.
2. Reaksi-reaksi
piperin
a. Reaksi
dengan KMnO4
Reaksi ini bertujuan untuk mengetahui daya oksidasi
piperin. Pada percobaan ini,larutan alkoholis dinetralkan dengan HCl encer,
kemudian direaksikan dengan KMnO4 encer untuka mengoksidasi piperin,
sehingga menghasilkan larutan berwarna coklat keruh. Hal ini menandakan bahwa
piperin telah teroksidasi oleh KMnO4. Adapun reaksinya:
N-C-CH=CH-CH=CH- + KMnO4 HCl
O
piperin
COOH
N-HCl +
2 COOH-COOH + + MnO2
piperidin hidroklorida asam oksalat asam piperianolat
b. Reaksi
dengan pereaksi benedict atau fehling
Reaksi ini bertujuan untuk menguji adanya gugus
karbonil pada piperin. Pada percobaan ini, larutan alkoholis dinetralkan dengan
HCl encer kemudian direaksikan dengan pereaksi benedict menghasilkan larutan
berwarna hijau. Hal ini menandakan bahwa pada piperin tidak mengandung gugus
karbonil. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa suatu senyawa
yang mengadung gugus karbonil apabila direaksikan dengan pereaksi benedict maka
akan membentuk endapan merah bata. Perbedaan ini disebabkan karena adanya zat
pengotor yang terkandung dalam piperin, sehingga mengganggu hasil reaksi.
Adapun reaksinya:
N-C-CH=CH-CH=CH + 2 Cu2+ + 5 OH- HCl
O
piperin
C
N-HCl + 2 COOH-COOH + O-+ Cu2O + 3 H2O
piperidin hidroklorida asam oksalat asam piperianolat
c. Reaksi
dengan pereaksi molisch
Percobaan
ini bertujuan untuk menguji adanya cincin furfural dalam piperin yaitu gugus epoksi. Pada percobaan
ini, larutan alkoholis direaksikan dengan HCl encer dan direaksikan dengan
pereaksi molisch menghasilkan larutan coklat kehijauan. Hal ini menandakan
bahwa pada piperin mengandung cincin furfural yakni gugus epoksi. Adapun
reaksinya:
O OH
N O
+
O
N-Hcl + + HOCO-CH=-CH=CH2
3. Degradasi
piperin
Degradasi
piperin adalah proses penguraian senyawa piperin menjadi senyawa-senyawa
penyusunnya yaitu asam piperat dan piperin hidroklorida. Larutan alkoholis yand
diperoleh dari isolasi dipekatkan hingga volumenya tinggal setengahnya,
tujuannya untuk mmenguapkan etanol. Selanjutnya larutan direfluks yang
bertujuan untuk menguapkan sisa-sisa etanol dan agar terjadi reaksi degradasi
secara sempurna. Residu yang diperoleh selanjutnya disuspensikan dengan air yang bertujuan untuk
menjenuhkan larutan agar ketika ditambahkan dengan HCl 10 M asam piperat mudah
mengendap dan berpisah dengan larutan piperin hidroklorida. Selanjutnya
ditambahkan HCl 10 M yang bertujuan untuk mengendapkan asam piperat. Endapan
yang dihasilkan selanjutnya disaring dan filtratnya didinginkan di dalam air es
yang bertujuan untuk mempercepat terbentuknya Kristal. Pada percobaan ini tidak
diperoleh Kristal sehingga tidak dilakukan uji titik leleh. Hal ini disebabkan
karena singkatnya waktu praktikum, sehingga larutan alkoholis yang telah
direfluks harus disimpan yang mana pada proses penyimpanan ini menyebabkan
terjadinya penguraian pada piperin yang disebabkan hadirnya zat-zat pengotor.
Adapun reaksinya:
N-C-CH=CH-CH=CH- HCl
N +
O
piperidin
-CH=CH-CH=CH-C + H+
OH
asam piperat
H. KESIMPULAN
DAN SARAN
1. Kesimpulan
a. Isolasi
piperin dari lada putih menggunakan proses ekstraksi sokhletasi dengan
menggunakan pelarut etanol Karen piperin dan etanol sama-sama bersifat polar
b. Teknik
isolasi piperin dari lada putih meliputi ekstraksi secara kontinyu, penguapan
(pengkisatan), kristalisasi dan pengujian kemurnian kristal dengan uji titik
leleh
c. Piperin
yang diperoleh berwarna kuning dan sesuai dengan teori, sedangkan titik leleh
piperin yang diperoleh 128-129
dan tidak sesuai dengan teori yaitu 127-129,5
d. Uji
piperin dengan KMnO4 menunjukkan bahwa piperin mudah teroksidasi
e. Uji
piperin dengan pereaksi fehling atau benedict menunjukkan bahwa ppiperin
memiliki gugus karbonil
f. Uji
piperin dengan pereaksi molisch menunjukkan bahwa piperin memiliki cincin
firfural yaitu gugus epoksi
2. Saran
Praktikan
sebaikanya mengefesienkan waktu
praktikum sehingga proses yang dilakukan tidak berlanjut untuk dilakukan dilain
waktu karena penyimpana yang terlalu lama menyebabkan piperin mengalami
penguraian dan terkontaminasi dengan zat-zta pengotor dari udara bebas sehingga
mempengaruhi hasil.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Sjamsul
Arifin. 1986. Kimia Organik Bahan Alam.
Jakarta: Karunika Universitas Terbuka
Fessenden Dan
Fessenden. 1991. Kimia Organik Jilid II
Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga
Hadyherbs.2011. Piperin Dari Buah Lada. http://hadyherbs.wordpress.com/category/kimia-bahan-alam/piperin.
diakses
pada 15 november 2012
Sari,
Gusti Purnma. 2011. Isolasi Piperin Dari
Lada Hitam. http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=reaksi-reaksi+piperin&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0CBwQFjAA&url=http%3A%2F%2Falchemist08.files.wordpress.com%2F2012%2F05%2Fpercobaan-5-lada.docx&ei=R9qkUJ37OcyeiQe0z4Eo&usg=AFQjCNETs-mQDLC5siTDggcN-9mvnNlucg. Diakses
Pada 15 November 2012
Sitorus, Marham. 2010. Kimia Organik Umum. Yogyakarta: Graham
Ilmu
JAWABAN PERTANYAAN
1. Digunakan
laruitan KOH alkoholis untuk mengekstraksi piperin dari lada karena untuk
memberikan suasana basa pada larutan dan untuk mengikat piperin dan mencegah
terjadinya penguraian pada senyawa tersebut.
2. Reaksi
yang terjadi pada degradasi piperin
N-C-CH=CH-CH=CH- + H2O HCl N-HCl +
Piperidin hidroklorida
-CH=CH-CH=CH-C +
H+
3. Jelaskan
dengan persamaan reaksi, mengapa terjadi pengamatan seperti yang diperoleh pada
percobaan reaksi dengan KMnO4, fehling dan molisch!
Jawab:
a. Reaksi
dengan KMnO4
N-C-CH=CH-CH=CH- + KMnO4HCl
O
piperin
COOH
N-HCl + 2
COOH-COOH + + MnO2
piperidin asam oksalat
asam piperianolat
hidroklorida
b.
Reaksi
dengan fehling
N-C-CH=CH-CH=CH- + 2 Cu2+ + 5
OH- HCl
O
piperin
C
N-HCl + 2 COOH-COOH + O-+ Cu2O + 3 H2O
piperidin
asam oksalat asam piperianolat
hidroklorida
c. Reaksi
dengan molisch
OH
N-C-CH=CH-CH=CH-
+ HCl
O
piperin O
-naftol
N-HCl + HO-C-CH=CH-CH=CH2 +
piperidin piperanol cincin kuning
hidroklorida (epoksi)
0 komentar:
Posting Komentar