Jumat, 28 Februari 2014

Reaksi Karbohidrat



A.  JUDUL PERCOBAAN
Reaksi Karbohidrat
B.  TUJUAN PERCOBAAN
Pada akhir percobaan praktikan diharapkan dapat:
1.    Membedakan antara gula pereduksi dan gula bukan pereduksi
2.    Membedakan antara disakarida yang mempunyai kumpulan aldehid (hemiasetal) atau keton (hemiketal) bebas dan tidak bebas

C.  LANDASAN TEORI
Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hidrogen dan oksigen yang terdapat dalam alam. Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O, misalnya rumus molekul glukosa ialah C6H12O6 (enam kali CH2O) (Fessenden,1991:318)
Karbohidrat didefenisikan sebagai polihidroksialdehida, polihidroksiketon atau senyawa yang menghasilkan senyawaan yang serupa pada hidrolisis. Dengan demikian, kimia karbohidrat adalah gabungan antara kimia dua gugus fungsi, gugus hidroksil dan gugus karbonil. Karbohidrat umumnya digolongkan menurut strukturnya yaitu monosakarida, oligosakarida dan polisakarida. Istilah sakarida berasal dari bahasa latin (saccharum = gula) dan mengacu pada rasa manis pada banyak senyawaan karbohidrat sederhana. Hasil hidrolisis ketiga kelas utama karbohidrat saling berkaitan:
                         H2O                                   H2O
Polisakarida                   oligosakarida                  monosakarida
                           H+                                     H+
(Hart,1987:323)
Monosakarida atau gula sederhana adalah karbohidrat yang tak dapat dihidrolisis menjadi senyawa yang lebih sederhana. Polisakarida mengandung banyak satuan monosakarida. Biasanya (tetapi tidak selalu) satuan-satuan tersebut identik. Dua dari polisakarida yang paling penting yaitu pati dan selulosa mengandung satuan-satuan glukosa. Oligosakarida mengandung paling sedikit 2 dan biasanya 8 atau 10 satuan monosakarida yang saling berhubungan. Satuan-satuan yang tergabung dapat terdiri dari jenis yang sama atau berbeda. Misalnya, maltosa adalah disakarida yang tersusun dari dua satuan glukosa, tetapi sukrosa terdiri dari dua monosakarida yang berbeda yakni glukosa dan fruktosa (Hart,1987:333)
Monosakarida digolongkan menurut jumlah atom karbon yang ada (triosa, tetrosa, pentosa, heksosa dan selanjutnya) dan menurut gugus fungsi karbonilnya yaitu aldehid (aldosa) atau keton (ketosa). Hanya ada dua triosa yaitu gliseraldehid dan dihidroksiaseton. Masing-masing triosa mempunyai dua gugus hidroksil pada atom karbon yang berbeda ditambah satu gugus karbonil (Hart,1987:333)
Menurut putri (2010) sifat-sifat monosakrida yaitu:
1.    Reaksi dengan basa dan asam
Apabila glukosa dilarutkan dalam basa encer, beberapa jam kemudian dihasilkan campuran yang terdiri dari fruktosa, manosa, dan sebagian glukosa semula.
2.    Gula peerduksi
Karbohidrat ada yang bersifat gula pereduksi dan  gula bukan pereduksi. Sifta gula pereduksi ini disebabkan adanya gugus aldehid dan gugus keton bebas, sehingga dapat mereduksi ion-ion logam Cu dan Ag dalam larutan basa.
3.    Pembentukan glikosida
Salah satu sifat monosakarida yang sangat penting ialah kemampuannya untuk membentuk glikosida atau asetal.
4.    Pembentukan ester
Semua monosakarida atau polisakarida dapat terasetilasi oleh atom asetat dan anhidrida yang berlebihan membentuk O-asetil--D-glukosa. Gugus asetil yang berikatan secara ester dapat dihidrolisis oleh asam atau basa.
5.    Fenilosazon dan osazon
Monosakarida dapat bereaksi dengan larutan fenilhidrazin dalam suasana asam pada suhu 100 membentuk osazon. Senyawa ini tidak larut dalam air dan mudah mengkristal.
Seperti halnya aldehid  yang lain, aldosa mudah dioksidasi menghasilkan asam karboksilat. Aldosa bereaksi dengan pereaksi tollens (Ag+ dala larutan amonia), pereaksi Fehling (Cu2+ dalam larutan kalium natrium tartarat) dan pereaksi benedict (Cu2+ dalam larutan natrium sitrat) menghasilkan gula yang teroksidasi dan spesies logam yang terduksi. Ketiga pereaksi tersebut di atas digunakan untuk mengetahui adanya gula pereduksi. Jika digunakan pereaksi tollens, dihasilkan logam perak sebagia lapisan cermin pada dinding tabung reaksi. Jika digunakn pereakis fehling atau benedict dihasilkan endapan tembaga (I) oksida sebagia indikator terjadinya reaksi8 ( uji positif) (Wahyudi, 2003: 108)
Semua aldosa merupakan gula pereduksi karena memiliki gugus karbonil aldehid, tetapi ketosa juga merupakan gula pereduksi sebagaimana aldosa. Contohnya, fruktosa dapat mereduksi pereaksi tollens  meskipun tidak memiliki gugus karbonil aldehid. Reaksi terjadi karena fruktosa mengalami reaksi isomerisasi dengan aldosa dalam larutan basa melalui tautomeri-keto-enol. Sedangkan glikosida bukanlah pereduksi karena dalam suasan basa gugus asetal tidak dapat berubah kebentuk rantai terbuka (Wahjudi, 2003: 108)
Laktosa adalah disakarida yang terdapat dala ari susu manusia dan sapi. Seperti halnya selbiosa dan maltosa, laktosa juga merupakan gula pereduksi, mengalami mutarotasi, dam merupakan suatu glikosida dengan kerangka 1,4--glikosida. Berbeda dengan selbiosa dan maltosa, laktosa tersusun dari dua monosakarida yang berbeda. Jika dihidrolisis dalam suasana asam dihasilkan 1-ekivalen D-glukosa dan 1-ekivalen D-galaktosa. Sukrosa merupakan disakarida yang tersusun atas glukosa dan fruktosa. Berbeda dengan disakarida lain, sukrosa bukan gula pereduksi dan tidak mengalami mutarotasi. Hal ini disebabkan sukrosa tidak mempunyai kerangka hemiasetal karena glukosa dan fruktosa keduanya merupakan glikosida (Wahjudi, 2003: 114-115)
Meskipun pereaksi tollens dan fehling bermanfaat untuk uji gula pereduksi tetapi hasilnya kurang baik karena dalam suasana basa dapat menyebabkan penguraian kerangka karbohidrat. Disamping itu, pereaksi-pereaksi tersebut tidak dapat digunakan untuk membedakan aldosa dan ketosa karean kedua pereaski tersebut memberikan suasana basa yang menyebabkan ketosa berisomerisasi dengan aldosa (Wahjudi, 2003: 109)
Uji molisch adalh uji kimia kualitatif untuk mengetahui adanya karbohidarat. Uji molisch dinamai sesuai penemunya Hans Molisch, seorang ahli botani dari Australia. Uji ini didasari oleh reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat membentuk cincin furfural yang berwarna ungu dipermukaan antara lapisan asam dan sampel. Sampel yang diuji dicampur dengan reagen molisch yaitu -naftol yang terlrut dalam etanol. Setelah pencampuran, H2SO4(p) perlahan-lahan dituangkan melalui dinding tabung reaski agar tidak sampai bercampur dengan larutan atau hanya membentuk lapisan (Monruw, 2010)
D.  ALAT DAN BAHAN
1.    Alat
a.    Tabung reaski besar                   10 buah
b.    Tabung reaski kecil                    4 buah
c.    Rak tabung reaski                      2 buah
d.   Gelas kimia 800 ml                    2 buah
e.    Gelas ukur 10 ml                       3 buah
f.     Pipet tetes                                  15 buah
g.    Pembakar spiritus                      2 buah
h.    Kaki tiga                                    2 buah
i.      Kasa                                           2 buah
j.      Botol semprot                            1 buah
k.    Corong buchner                         1 buah
l.      Lap kasar                                   1 buah
m.  Lap halus                                   1 buah

2.    Bahan
a.    Larutan glukosa (C6H12O6)
b.    Larutan fruktosa (C6H12O6)
c.    Larutan sukrosa (C12H22O11)
d.   Larutan laktosa (C12H22O11)
e.    Larutan -naftol 1,5 M (C10H8O)
f.     Larutan asam sulfat pekat (H2SO4)
g.    Larutan perak nitrat 5 % (AgNO3)
h.    Larutan ammonium hidroksida 2% (NH4OH)
i.      Larutan fenilhidrazin (NH2NHC6H5)
j.      Larutan asam klorida 10% (HCl 10%)
k.    Larutan natrium hidroksida 10% (NaOH 10%)
l.      Pereaksi benedict
m.  Aquades (H2O)
n.    Kertas lakmus
o.    Kapas
p.    Korek api
E.   PROSEDUR KERJA
1.    Uji molisch
a.    Mengukur larutan glukosa, fruktosa, laktosa dam sukrosa masing-masing 2 ml dan memasukkan ke dalam tabung reaksi ynag berbeda
b.    Menambahkan 2 tetes -naftol 1,5 M ke dalam masing-masing tabung reaksi yang telah berisi larutan gula
c.    Menuangkan sedikit demi sedikit 2 ml larutan H2­SO4 pekat melalui dinding tabung reaksi masing-masing larutan gula
d.   Mengamati perubahan warna ynag terjadi diantara dua lapisan
2.    Uji tollens
a.    Membuat pereaksi tollens dengan perak nitrat 5 % yang ditambahkan NH4OH hingga timbul warna coklat, kemudian membagi tiga larutan sama banyak dalam tabung reaksi yang berbeda
b.    Menambahkan larutan gula uji (glukosa,sukrosa dan unknow sugar) ke dalam tabung reaksi yang berisi pereaksi tollens
c.    Mengocok larutan campuran dan mendiamkannya
d.   Mengamati terbentuknya cincin perak
3.    Uji benedict
a.    Memasukkan 5 ml pereaksi benedict ke dalam 5 tabung reaksi yang berbeda
b.    Menambahkan 10 ntetes lalrutan gula (glukosa, fruktosa, sukrosa, lalktosa dan unknow sugar) ke dalam taung reaksi yang berisi pereaksi benedict
c.    Memanaskan larutan dalam air mendidih sampai terjadi perubahan
d.   Mendiamkan ke lima tabung reaksi yang berisi larutan tersebut
e.    Mengamati perubahan warna yang terjadi
4.    Uji osazon
a.    Memasukkan 10 ml larutan gula (sukrosa, laktosa, glukosa, dan unknow sugar) ke dalam masing-masing tabung reaksi
b.    Menambahkna masing-masing 5 ml fenilhidrazin kemudian mengocok campuran dengan baik
c.    Menyumbat tabung reaksi dengna kapas dan merendamnya dalam air mendidih selama 30 menit
d.   Mengamati perubahan apakah terbentuk kristal setelah didiamkan
5.    Hidrolisis glukosa oleh asam
a.    Memasukkan 10 ml larutan sukrosa dan unknow sugar pada tabung reaksi yang berbeda
b.    Menambahkan 10 ml larutan HCl 10% ke dalam masing-masing tabung reaksi
c.    Memanasakan tabung reaksi selama 50 menit
d.   Mendinginkan larutan pada suhu kamar
e.    Menetralkan larutan dengan NaOH 10%
f.     Melakukan pengujian benedict terhadap masing-masing larutan
g.    Membandingkan hasil pengujian ini dengan hasil pengujian benedict sebelumnya
F.   HASIL PENGAMATAN
No.
 Perlakuan
Pengamatan
1.
a.

b.

c.

d.

e.

f.

g.

h.

i.

j.

Uji Molisch
2 ml larutan glukosa + 2 tetes -naftol
2 ml larutan fruktosa + 2 tetes -naftol
2 ml larutan sukrosa + 2 tetes -naftol
2 ml larutan laktosa + 2 tetes -naftol
2 ml larutan unknow sugar + 2 tetes -naftol
Memasukkan 2 ml H2SO4 pekat ke dalam larutan bagian a
Memasukkan 2 ml H2SO4 pekat ke dalam larutan bagian b
Memasukkan 2 ml H2SO4 pekat ke dalam larutan bagian c
Memasukkan 2 ml H2SO4 pekat ke dalam larutan bagian d
Memasukkan 2 ml H2SO4 pekat ke dalam larutan bagian e

Larutan keruh

Larutan keruh

Larutan keruh

Larutan keruh

Larutan keruh

Cincin ungu pada batas dua cairan

Cincin ungu pada batas dua cairan

Cincin ungu pada batas dua cairan

Cincin ungu pada batas dua cairan

Cincin ungu pada batas dua cairan

2.
a.



b.
Uji Tollens
Pembuatan reagen tollens:
Beberapa ml AgNO3 5% + beebrap tetes NH4OH 2% sampai terbentuk endapan
Membagi 3 sama banyak pereaksi tollens tersebut:
1.    Bagian 1 + 5 tetes glukosa
2.    Bagian 2 + 5 tetes sukrosa
3.    Bagian 3 + 5 tetes sukrosa


Endapan berwarna coklat




Terbentuk cincin perak
Tidak terbentuk cincin perak
Tidak terbentuk cincin perak
3.
a.

b.

c.

d.

e.

f.

Uji benedict
5 ml benedict (biru) + 10 tetes glukosa
5 ml benedict (biru) + 10 tetes fruktosa
5 ml benedict (biru) + 10 tetes sukrosa
5 ml benedict (biru) + 10 tetes laktosa
5 ml benedict (biru) + 10 tetes unknow sugar
Memanaskan semua tabung yang berisi larutan biru tersebut dengan air mendidih dan didinginkan pada suhu kamar




Larutan biru

Larutan biru

Larutan biru

Larutan biru

Larutan biru

1.    Glukosa: terdapat endapan merah bata
2.    Fruktosa: terdapat endapan merah bata
3.    Sukrosa: tidak terdapat endapan merah bata
4.    Laktosa: terdapat endapan merah bata
5.    Unknow sugar: tidak terdapat endapan merah bata
4.
a.

b.

c.

d.

e.

f.
Uji osazon
10 ml glukosa + 5 ml fenilhidrazin (jingga)
10 ml fruktosa + 5 ml fenilhidrazin (jingga)
10 ml sukrosa+ 5 ml fenilhidrazin (jingga)
10 ml laktosa + 5 ml fenilhidrazin (jingga)
10 ml unknow sugar + 5 ml fenilhidrazin (jingga)
Memanaskan semua taung yang berisi larutan jingga dengan air mendidih dan menyumbat dengan kapas, setelah itu didinginkan dalam air es


Larutan jingga

Larutan jingga

Larutan jingga

Larutan jingga

Larutan jingga

1.    Glukosa: terbentuk 2 lapisan dan terdapat hablur. Lapisan atas putih dan lapisan bawah kuning
2.    Fruktosa: terbentuk 2 lapisan dan terdpat hablur. Lapisan atas putih dan lapisan bawah kuning
3.    Sukrosa: terbentuk 2 lapisan dan tidak terdapat hablur. Lapisan atas putih dan lapisan bawah kuning
4.    Laktosa: terbentuk 2 lapisan dan terdapat hablur. Lapisan atas putih dan lapisan bawah kuning
5.    Unknow sugar: terbentuk 2 lapisan dan tidak terdapat hablur. Lapisan atas putih dan lapisan bawah kuning
5.
a.
b.

c.


d.

e.
f.


j.



k.

Hidrolisis sukrosa oleh asam
10 ml sukrosa + 10 ml HCl 10%
10 ml unknow sugar + 10 ml HCl 10%
Memanaskan tabung a dan b di dalam air mendidih selama 50 menit
Menetralkan larutan a dan b dengna NaOH
Menguji pH dengan kertas lakmus
Menambahkan 5 ml benedict dan 10 tetes larutan a dan b pada masing-masing tabung
Memanaskan kedua larutan dalam air mendidih sampai terjadi perubahan dan mendinginkan pada suhu kamar
Membandingkan hasil pengujian dengan uji benedict

Larutan bening
Larutan bening

Larutan bening


Larutan bening

pH netral
larutan biru


terbentuk endapan merah bata pada larutan di tabung a dan b


1.    Sukrosa (uji benedict) tidak terbentuk endapan, (uji benedict setelah dihidrolisis) terbentuk endapan merah bata
2.    Unknow sugar (uji benedict) tidak terbentuk endapan, (uji benedict setelah dihidrolisis) terbentuk endapan merah bata



G.  PEMBAHASAN
1.    Uji Molisch
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui adanya karbohidrat dalam larutan gula yang diuji. Larutan gula yang diuji yaitu glukosa, fruktosa, sukkrosa, laktosa dan unknow sugar direaksikan dengan larutan -naftol 1,5 M menghasilkan larutan keruh. Larutan tersebut masing-masing ditambahkan H2SO4 pekat melalui dinding tabung. Hali ini bertujuan untuk membentuk dua lapisan atau agar tidak saling bercampur, karena apabilasaling bercampur maka tidak akan terbentuk cincin ungu. Penambahan H2SO4 pekat berfungsi untuk menghidrolisis ikatan pada larutan gula untuk menghasilkan senyawa furfural. Furfural ini kemudian bereaksi dengan -naftol membentuk cincin berwarna ungu.
Pada percobaan yang dilakukan, semua larutan gula termasuk larutan unknow sugar membentuk cincin berwarna ungu yang menandakan bahwa semua larutan gula yang diuji merupakan karbohidrat. Percobaan ini telah sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa karbohidrat bila direaksikan dengan asam kuat misalnya asam sulfat maka akan terhidrolisis membentuk furfural yang apabila bereaksi dengan -naftol akan membentuk cincin ynag berwarna ungu. Adapun reaksinya:
1.Glukosa
2.Fruktosa
3.Laktosa  






4.Sukrosa

2.    Uji Tollens
Percobaan ini bertujuan untuk membedakan antara gula pereduksi dan gula non pereduksi. Gula pereduksi akan mereduksi Ag menjadi Ag+ yang ada pada larutan gula. Pereaksi tollens dibuat dari reaksi antara AgNO3 5% dengan NH4OH 2%, berikut reaksinya:
2Ag+ + NO3- + 2 NH4OH                Ag2O    + 2 NH4NO3 + H2O
Ag2O  +   4 NH3 + H2O                2Ag(NH3)2+  + 2OH-                                                                                                       Pereaski tollens
Pada percobaan ini larutan gula yang diuji yaitu glukosa, sukrosa dan unknow sugar yang direaksikan dengan pereaksi tollens, hasilnya glukosa membentuk cermin perak sedangkan sukrosa dan unknow sugar tidak membentuk cermin perak. Hal ini disebabkan karena glukosa yang termasuk dalam golongan monosakarida yang bmemilki gugus aldehid bebas sehingga  dapat dioksidasi oleh peraksi tollens. Gugus aldehid dapat dioksidasi oleh pereaksi tollens karena pada gugus karbonilnya mengandung atom hidrogen. Adapun reaksinya:









Reaksi larutan sukrosa dan unknow sugar dengan pereaksi tollens tidak membentuk cermin perak karena sukrosa tidak mempunyai kerangka hemiasetal yang dapat dioksidasi. Hal ini disebabkan karena sukrosa tersusun atas glukosa dan fruktosa yang saling berikatan melalui gugus karbonilnya sehingga tidal memilki gugus karbonil bebas yang dapat dioksidasi. Adapun reaksinya:




                                   

Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa glukosa merupakan gula perdeuksi sedangkan sukrosa dan unknow sugar merupakan gula bukan pereduksi. Hal ibi sudah sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semua aldosa, termasuk glukosa merupakan gula pereduksi sedangkan sukrosa gula bukan pereduksi.






3.    Uji benedict
Percobaan ini bertujuan untuk membedakan gula pereduksi dan gula bukan pereduksi. Larutan gula yang diuji yaitu glukosa, fruktosa, sukrosa, laktosa damn unknow sugar. Masing-masing larutan gula tersebut direaksikan dengan pereaksi benedict menghasilkan warna biru.warna biru yang dihasilkan merupakan warna dari pereaksi benedict yang menandakan bahwabelum terjadi reaksi antara benedict dan larutan gula, oleh karena itu dilakukan pemanasan untuk mempercepat terjadinya reaksi. Setelah pemanasan, pada glukosa, fruktosa dan laktosa terbentuk endapan merah bata sedangkan sukrosa  dan unknow sugar tidak terjadi perubahan, larutan tetap berwarna biru. Hal ini menandakan bahwa glukosa,  fruktosa dan laktosa merupakan gula pereduksi sedangkan sukrosa dan unknow sugar merupakan gula bukan pereduksi.
Pereaksi benedict merupakan larutan yang mengandung tembaga (II) sulfat (CuSO4) dalam larutan natrium sitrat. CuSO4 pada reaksi benedict berfungsi untuk mengoksidasi gugus keton atau aldehid bebas pada larutan gula dan mengalami reduksi. Reaksi antara glukosa dan pereaksi benedict membenttuk endapan merah bata karena glukosa mengandung gugus aldehid bebas yang dapat mereduksi Cu2+ menjadi Cu+ yang mengendap sebagai tembaga (I) oksida (Cu2O). adapun reaksinya:

Reaksi antara fruktosa dan benedict menghasilkan endapan merah bata meskipun tidak memiliki gugus karbonil aldehid karena fruktosa mengalami reaksi isomerisasi dengan aldosa dalam larutan basa melalui tautomeri keto enol membentuk senyawa aldosa yang memilki gugus karbonil aldehid, yang mana gugus karbonilnya mengandung atom hydrogen yang dapat dioksidasi menghasilkan asam karboksilat. Adapun reaksinya:
Laktosa merupakan karbohidrat golongan disakarida yang mengandung gugus hemiasetal bebas yang dapat bermutarotasi menjadi rantai terbuka sehinggan dapat mereduksi Cu2+ menjadi Cu+. Adapun reaksinya:
Sukrosa merupakan disakarida yang tersusun atas glukosa dan fruktosa yang saling berikatan melalui atom oksigen pada atom karbon hemiasetal (aldehid) pada glukosa dengan atom karbon pada hemiketal (keton) pada fruktosa, sehingga sukrosa tidak mempunyai sifat-sifta aldehid dan alfa hiodroksiketon dan oleh karena itu sukrosa tidak mudah dioksidasi. Adapun reaksinya:

4.    Uji osazon
Percobaan ini bertujuan untuk membedakan karbohidraat yang mempunyai kumpulan aldehiid (hemiasetal) atau keton (hemiketal) bebasa atau tidak bebas. Semua karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas akan membentuk osazon bila dipanasakan bersama fenilhidrazin berlebih. Fenilhidarzin berfungsi untuk mengoksidasi larutan gula dan sebagai indicator yang digunakan untuk mengidentifikasi bentuk Kristal dari larutan gula.
Pada percobaan ini, larutan gula y6nag diuji8 yaitu glukosa, fruktosa, sukrosa, laktosa dan unknow sugar direaksikan dengan fenilhidrazin membentuk larutan jingga. Warna jingga yang dihasilkan merupakan warna dari fenilhidrazin, sehingga belum terjadi reaksi. Oleh karena itu dilakukan pemansaan ynag bertujuan untuk mempercepat reaksi. Glukosa, frukyosa, dan laktosa membentuk hablur dianatra dua lapisan sedangkan sukrosa dan unknow sugra tidak membentuk hablur meskipun terbentuk dua lapisan. Glukosa dan fruktosa memiliki gugus aldehida dan gugus keton bebas sehingga dapat bereaksi dengan fenilhidrazin membentuk hidrazon atau osazon (hablur kuning). Laktosa memilki atom C yang tertutup (hemiasetal) yang dapat bermutarotasi membentuk aldehid bebas (rantai terbuka) sehingga dapat bereaksi dengan fenilhidrazin membentuk osazon. Sukrosa merupakan disakrida yang tersusun atas glukosa dan fruktosa yang salingt berikatanmelalui atom oksigen pada atom karbon hemiasetal glukosa dan aton karbon hemiketal fruktosa, sehingga sukrosa tidak lagi memiliki sifat-sifat alldehid atau alfa hidroksiketon dan oleh karena itu sukrosa tidak dapat bereaksi dengan fenilhidrazin.
Dari hasil percobaan dapat diketahui bahwa glukosa, fruktosa, dan laktosa mengandung gugus hemiasetal dan hemiketal bebas sedangkan sukrosa dan unknow sugar tidak mengandung gugus hemiasetal atau hemiketal bebas. Adapun reaksinya:
a. Glukosa
O                                                                    
C-H
H-C-OH
OH-C-H          +   2                 NH-NH2             berlebih           
H-C-OH
H-C-OH
CH2OH

N-NH-
C-H
C=N-NH-
OH-C-H         
H-C-OH
H-C-OH
CH2OH
glukosazon
b.Fruktosa                                                      
       CH2OH
   H-C-OH
OH-C-H          +   2                 NH-NH2          berlebih       
   H-C-OH
  H-C-OH
      CH2OH    

                       
CH2OH
C=N-NH-
C=N-NH-           
H-C-OH
H-C-OH
CH2OH
fruksosazon
c. Sukrosa

2                         berlebih


d.                  laktosa                          CH2OH
CH2OH         H                 O    OH
HO            O                O         OH      H  H                        + 2 NH2NH                 berlebih
    OH    H                H          OH
     H  H       OH  H


CH2OH
CH2OH         H                 O  C= NNH
HO            O                O         OH      H  H
    OH    H                H           NNH
     H  H       OH  H                              


5.    Hidrolisis sukrosa oleh asam
Percobaan ini bertujuan untuk membuktikan jika suatu disakarida dihidrolisis maka akan terurai menjadi monosakrida-monosakakrida penyusunnya. Pada percobaan ini,  sukrosa dan unknow sugar direaksikan dengan HCl ynag berfungsi untuk menghidrolisis sukrosa menjadi monosakaridanya yaitu glukosa dan fruktosa. Larutan kemudian  dipanasakan untuk mempercepat terjadinyya reaksi hidrolisis, lariutan kemudian didinginakn dan dinetralkan  dengan NaOH. Fungsi penetralan yaitu agar ketika direaksikan dengan pereaksi benedict larutan dapat bereaksi dengan baik, dimana Cu2+ dalam benedict hanya bereaksi dalam suasana basa,. Selanjutnya hasil hidrolisis dilakukan pengujian benedict yang bertujuan untuk mengetahui apakah sukrosa telah terhidrolisis menjadi monosakaridanya. Larutan sukrosa dan unknow sugar yang telah dihidrolisis direaksikan dengan pereakis benedict dan dilakukan pemanasan untuk mempercepat reaksi. Hasilnya, kedua larutan tersebut membentuk endapan merah bata. Hal ini emnunjukkan bahwa sukrosa dan unknow sugartelah terhidrolisis menjadi monosakarida penyusunnya. Hal ini juga dapat diketahu dari pengujian benedict terhadapa sukrosa dan unknow sugar sebelum dihidrolisis tidak menghasilkan endapan merah bata. Adapaun reaksinya:
                               CH2OH
CH2OH                          O       CH2OH
HO            O                O         OH      H  H                                    + HCl 
    OH    H                H          OH      
     H  H       OH  H         
                              
CH2OH                CH2OH       O      CH2OH  
HO            O                 OH                                                                 2 Cu2+
    OH    H                  +    H     OH   H   H           + Cl-         4 OH-
     H  H       OH  H                       H       OH

CH2OH                CH2OH     OH      CH2OH
HO            OH                                          COOH              
    OH    H   COOH    +    H    OH   H                 + Cu2O      + 2 H2O
     H  H       OH                            H       OH              merah bata
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan terhadap unknow sugar dapat diketahui bahwa larutan tersebut merupakan larutan sukrosa. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian kedua larutan tersebutt terhadap uji tollens, uji benedict, dan uji osazon yang sama-sama memberikan pengujian yang negative, hal ini disebabkan karena sukrosa tidak memiliki gugus hemiasetal maupun hemiketal bebasa, sehingga dapat dikatakan bahwa sukrosa merupakan gula bukan pereduksi.
H.  KESIMPULAN DAN SARAN
1.      Kesimpulan
a. Glukosa, fruktosa dan laktosa merupakan gula pereduksi sedangkan sukrosa merupakn gula bukan pereduksi. Hal inidapat dibedakan melalui uji tollens dan uji benedict
b.Glukosa dan fruktosa (mnosakarida) serta laktosa (disakarida) mempunyai gugus hemiasetal atau hemiketal bebas, sedangkan sukrosa mempunyai gugus hemiasetal ataupun hemiketal tidak  bebas. Hal ini dapat dibedakan melalui uji osazon
c. Unknow sugar tidal lain adalah sukrosa yang merupakan gula bukan pereduksi dan mempunyai gugus hemiasetal atau hemiketal yang tidak bebas

2.      Saran
a. Praktikan sebaiknya lebih teliti dalam menggunakan pipet tetes untuk mengambil larutan janggan sampai pipet tetes yang digunakan tersebut telah digunakan untuk memipet larutan lain sehingga mempengaruhi hasil yang diperoleh
b.Praktikan seharusnya memperhatikan kebersihan alat-alat yang digunakan, sehingga diperoleh hasil yang akurat



DAFTAR PUSTAKA

Fessenden Dan Fessenden. 1991. Kimia Organik Jilid 2 Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga

Hart, Harold. 1987. Kimia organik edisi keenam. Jakarta: Erlangga

Monruw. 2010. Uji Molisch. http://monruw.wordpress.com/2010/03/12/uji-molisch/. Diakses pada 8 desember 2012

Putrid, cici betawi. 2010. Karbohidrat. http://www.scribd.com.html. Diakses pada 8 Desember 2012

Wahjudi, dkk. 2003. Kimia organik II. Malang: Jica


JAWABAN PERTANYAAN
1.    Pengujian tollens terhadap glukosa








2.    Pengujian benedict terhadap laktosa
3.    Rumus molekul sukrosa yaitu C12H22O11. Memberikan uji negative karena sukrosa tidak memiliki gugus hemiasetal bebas yang mana dua satuan monosakridanya saling berikatan melalui atopm oksigen pada atom karbon hemiasetal dan atom karbon hemiketal fruktosa.
4.    Glukosa dan fruktosa menghasilkan osazon yang sama karena glukosa dan fruktosa merupakan isomer yang memiliki rumus molekul yang sam, selain itu gugus OH dan H pada atom C nomor 3,4 dan 5 pada glukosa dan fruktosa posisinya sama, sehhinggan osazon ynag dihasilkan sama.
5.    Hidrolisis sukrosa dengan asam direaksikan dengan fenilhidrazin menghasilkan satu senyawa saja karena sukrosa terhidrolisis menjadi glukosa dan fruktosa, dimana osazon yang dihasilkan oleh glukosa dan fruktosa sama yaitu D-glukosaosazon.
6.    Makna kalimat “ lima gugus asetil dapat dimasukkan ke dalam molekul glukosa dan fruktosa” yaitu bahwa glukosa dan fruktosa dapat mengikat gugus asetil sebanyak 5 yang merupakan iktan rangkap tertutup yang terikat satu sama lain.
7.    Makna kalimat “ hanya 8 gugus asetil  yang dapat dimasukkan dalam molekul sukrosa, bukan 10” yaitu bahwa 8 gugus OH yang dimiliki oleh sukrosa dimana atom H-nya dapat digantikan dengan gugus asetil.
8.    Gula hasil hidrolisis sukrosa yaitu glukosa dan fruktosa. Glukosa dan fruktosa kedua-duanya dapat mereduksi pereaksi benedict karena keduanya memiliki gugus hemiasetal bebas
                                                 

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates