A. JUDUL
PERCOBAAN
Reaksi
Karbohidrat
B. TUJUAN
PERCOBAAN
Pada
akhir percobaan praktikan diharapkan dapat:
1. Membedakan
antara gula pereduksi dan gula bukan pereduksi
2. Membedakan
antara disakarida yang mempunyai kumpulan aldehid (hemiasetal) atau keton
(hemiketal) bebas dan tidak bebas
C. LANDASAN
TEORI
Karbohidrat
merupakan senyawa karbon, hidrogen dan oksigen yang terdapat dalam alam. Banyak
karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O, misalnya rumus molekul
glukosa ialah C6H12O6 (enam kali CH2O)
(Fessenden,1991:318)
Karbohidrat
didefenisikan sebagai polihidroksialdehida, polihidroksiketon atau senyawa yang
menghasilkan senyawaan yang serupa pada hidrolisis. Dengan demikian, kimia
karbohidrat adalah gabungan antara kimia dua gugus fungsi, gugus hidroksil dan
gugus karbonil. Karbohidrat umumnya digolongkan menurut strukturnya yaitu
monosakarida, oligosakarida dan polisakarida. Istilah sakarida berasal dari
bahasa latin (saccharum = gula) dan
mengacu pada rasa manis pada banyak senyawaan karbohidrat sederhana. Hasil
hidrolisis ketiga kelas utama karbohidrat saling berkaitan:
H2O
H2O


H+ H+
(Hart,1987:323)
Monosakarida
atau gula sederhana adalah karbohidrat yang tak dapat dihidrolisis menjadi
senyawa yang lebih sederhana. Polisakarida mengandung banyak satuan
monosakarida. Biasanya (tetapi tidak selalu) satuan-satuan tersebut identik.
Dua dari polisakarida yang paling penting yaitu pati dan selulosa mengandung
satuan-satuan glukosa. Oligosakarida mengandung paling sedikit 2 dan biasanya 8
atau 10 satuan monosakarida yang saling berhubungan. Satuan-satuan yang
tergabung dapat terdiri dari jenis yang sama atau berbeda. Misalnya, maltosa
adalah disakarida yang tersusun dari dua satuan glukosa, tetapi sukrosa terdiri
dari dua monosakarida yang berbeda yakni glukosa dan fruktosa (Hart,1987:333)
Monosakarida
digolongkan menurut jumlah atom karbon yang ada (triosa, tetrosa, pentosa,
heksosa dan selanjutnya) dan menurut gugus fungsi karbonilnya yaitu aldehid
(aldosa) atau keton (ketosa). Hanya ada dua triosa yaitu gliseraldehid dan
dihidroksiaseton. Masing-masing triosa mempunyai dua gugus hidroksil pada atom
karbon yang berbeda ditambah satu gugus karbonil (Hart,1987:333)
Menurut
putri (2010) sifat-sifat monosakrida yaitu:
1. Reaksi
dengan basa dan asam
Apabila glukosa
dilarutkan dalam basa encer, beberapa jam kemudian dihasilkan campuran yang
terdiri dari fruktosa, manosa, dan sebagian glukosa semula.
2. Gula
peerduksi
Karbohidrat ada yang
bersifat gula pereduksi dan gula bukan
pereduksi. Sifta gula pereduksi ini disebabkan adanya gugus aldehid dan gugus
keton bebas, sehingga dapat mereduksi ion-ion logam Cu dan Ag dalam larutan
basa.
3. Pembentukan
glikosida
Salah satu sifat monosakarida
yang sangat penting ialah kemampuannya untuk membentuk glikosida atau asetal.
4. Pembentukan
ester
Semua monosakarida atau
polisakarida dapat terasetilasi oleh atom asetat dan anhidrida yang berlebihan
membentuk O-asetil-
-D-glukosa.
Gugus asetil yang berikatan secara ester dapat dihidrolisis oleh asam atau
basa.

5. Fenilosazon
dan osazon
Monosakarida dapat
bereaksi dengan larutan fenilhidrazin dalam suasana asam pada suhu 100
membentuk osazon. Senyawa ini tidak larut
dalam air dan mudah mengkristal.

Seperti
halnya aldehid yang lain, aldosa mudah
dioksidasi menghasilkan asam karboksilat. Aldosa bereaksi dengan pereaksi
tollens (Ag+ dala larutan amonia), pereaksi Fehling (Cu2+
dalam larutan kalium natrium tartarat) dan pereaksi benedict (Cu2+
dalam larutan natrium sitrat) menghasilkan gula yang teroksidasi dan spesies
logam yang terduksi. Ketiga pereaksi tersebut di atas digunakan untuk
mengetahui adanya gula pereduksi. Jika digunakan pereaksi tollens, dihasilkan
logam perak sebagia lapisan cermin pada dinding tabung reaksi. Jika digunakn
pereakis fehling atau benedict dihasilkan endapan tembaga (I) oksida sebagia
indikator terjadinya reaksi8 ( uji positif) (Wahyudi, 2003: 108)
Semua
aldosa merupakan gula pereduksi karena memiliki gugus karbonil aldehid, tetapi
ketosa juga merupakan gula pereduksi sebagaimana aldosa. Contohnya, fruktosa
dapat mereduksi pereaksi tollens
meskipun tidak memiliki gugus karbonil aldehid. Reaksi terjadi karena
fruktosa mengalami reaksi isomerisasi dengan aldosa dalam larutan basa melalui
tautomeri-keto-enol. Sedangkan glikosida bukanlah pereduksi karena dalam suasan
basa gugus asetal tidak dapat berubah kebentuk rantai terbuka (Wahjudi, 2003:
108)
Laktosa
adalah disakarida yang terdapat dala ari susu manusia dan sapi. Seperti halnya
selbiosa dan maltosa, laktosa juga merupakan gula pereduksi, mengalami
mutarotasi, dam merupakan suatu glikosida dengan kerangka 1,4-
-glikosida.
Berbeda dengan selbiosa dan maltosa, laktosa tersusun dari dua monosakarida
yang berbeda. Jika dihidrolisis dalam suasana asam dihasilkan 1-ekivalen
D-glukosa dan 1-ekivalen D-galaktosa. Sukrosa merupakan disakarida yang
tersusun atas glukosa dan fruktosa. Berbeda dengan disakarida lain, sukrosa
bukan gula pereduksi dan tidak mengalami mutarotasi. Hal ini disebabkan sukrosa
tidak mempunyai kerangka hemiasetal karena glukosa dan fruktosa keduanya
merupakan glikosida (Wahjudi, 2003: 114-115)

Meskipun
pereaksi tollens dan fehling bermanfaat untuk uji gula pereduksi tetapi
hasilnya kurang baik karena dalam suasana basa dapat menyebabkan penguraian
kerangka karbohidrat. Disamping itu, pereaksi-pereaksi tersebut tidak dapat
digunakan untuk membedakan aldosa dan ketosa karean kedua pereaski tersebut
memberikan suasana basa yang menyebabkan ketosa berisomerisasi dengan aldosa
(Wahjudi, 2003: 109)
Uji
molisch adalh uji kimia kualitatif untuk mengetahui adanya karbohidarat. Uji
molisch dinamai sesuai penemunya Hans Molisch, seorang ahli botani dari
Australia. Uji ini didasari oleh reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat
membentuk cincin furfural yang berwarna ungu dipermukaan antara lapisan asam
dan sampel. Sampel yang diuji dicampur dengan reagen molisch yaitu
-naftol
yang terlrut dalam etanol. Setelah pencampuran, H2SO4(p)
perlahan-lahan dituangkan melalui dinding tabung reaski agar tidak sampai
bercampur dengan larutan atau hanya membentuk lapisan (Monruw, 2010)

D. ALAT
DAN BAHAN
1. Alat
a. Tabung
reaski besar 10 buah
b. Tabung
reaski kecil 4 buah
c. Rak
tabung reaski 2 buah
d. Gelas
kimia 800 ml 2 buah
e. Gelas
ukur 10 ml 3 buah
f. Pipet
tetes 15
buah
g. Pembakar
spiritus 2 buah
h. Kaki
tiga 2
buah
i. Kasa
2
buah
j. Botol
semprot 1 buah
k. Corong
buchner 1 buah
l. Lap
kasar 1
buah
m. Lap
halus 1
buah
2. Bahan
a. Larutan
glukosa (C6H12O6)
b. Larutan
fruktosa (C6H12O6)
c. Larutan
sukrosa (C12H22O11)
d. Larutan
laktosa (C12H22O11)
e. Larutan
-naftol
1,5 M (C10H8O)

f. Larutan
asam sulfat pekat (H2SO4)
g. Larutan
perak nitrat 5 % (AgNO3)
h. Larutan
ammonium hidroksida 2% (NH4OH)
i. Larutan
fenilhidrazin (NH2NHC6H5)
j. Larutan
asam klorida 10% (HCl 10%)
k. Larutan
natrium hidroksida 10% (NaOH 10%)
l. Pereaksi
benedict
m. Aquades
(H2O)
n. Kertas
lakmus
o. Kapas
p. Korek
api
E. PROSEDUR
KERJA
1. Uji
molisch
a. Mengukur
larutan glukosa, fruktosa, laktosa dam sukrosa masing-masing 2 ml dan
memasukkan ke dalam tabung reaksi ynag berbeda
b. Menambahkan
2 tetes
-naftol
1,5 M ke dalam masing-masing tabung reaksi yang telah berisi larutan gula

c. Menuangkan
sedikit demi sedikit 2 ml larutan H2SO4 pekat
melalui dinding tabung reaksi masing-masing larutan gula
d. Mengamati
perubahan warna ynag terjadi diantara dua lapisan
2. Uji
tollens
a. Membuat
pereaksi tollens dengan perak nitrat 5 % yang ditambahkan NH4OH
hingga timbul warna coklat, kemudian membagi tiga larutan sama banyak dalam
tabung reaksi yang berbeda
b. Menambahkan
larutan gula uji (glukosa,sukrosa dan unknow sugar) ke dalam tabung reaksi yang
berisi pereaksi tollens
c. Mengocok
larutan campuran dan mendiamkannya
d. Mengamati
terbentuknya cincin perak
3. Uji
benedict
a. Memasukkan
5 ml pereaksi benedict ke dalam 5 tabung reaksi yang berbeda
b. Menambahkan
10 ntetes lalrutan gula (glukosa, fruktosa, sukrosa, lalktosa dan unknow sugar)
ke dalam taung reaksi yang berisi pereaksi benedict
c. Memanaskan
larutan dalam air mendidih sampai terjadi perubahan
d. Mendiamkan
ke lima tabung reaksi yang berisi larutan tersebut
e. Mengamati
perubahan warna yang terjadi
4. Uji
osazon
a. Memasukkan
10 ml larutan gula (sukrosa, laktosa, glukosa, dan unknow sugar) ke dalam
masing-masing tabung reaksi
b. Menambahkna
masing-masing 5 ml fenilhidrazin kemudian mengocok campuran dengan baik
c. Menyumbat
tabung reaksi dengna kapas dan merendamnya dalam air mendidih selama 30 menit
d. Mengamati
perubahan apakah terbentuk kristal setelah didiamkan
5. Hidrolisis
glukosa oleh asam
a. Memasukkan
10 ml larutan sukrosa dan unknow sugar pada tabung reaksi yang berbeda
b. Menambahkan
10 ml larutan HCl 10% ke dalam masing-masing tabung reaksi
c. Memanasakan
tabung reaksi selama 50 menit
d. Mendinginkan
larutan pada suhu kamar
e. Menetralkan
larutan dengan NaOH 10%
f. Melakukan
pengujian benedict terhadap masing-masing larutan
g. Membandingkan
hasil pengujian ini dengan hasil pengujian benedict sebelumnya
F. HASIL
PENGAMATAN
No.
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
1.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
|
Uji
Molisch
2
ml larutan glukosa + 2 tetes
![]()
2
ml larutan fruktosa + 2 tetes
![]()
2
ml larutan sukrosa + 2 tetes
![]()
2
ml larutan laktosa + 2 tetes
![]()
2
ml larutan unknow sugar + 2 tetes
![]()
Memasukkan
2 ml H2SO4 pekat ke dalam larutan bagian a
Memasukkan
2 ml H2SO4 pekat ke dalam larutan bagian b
Memasukkan
2 ml H2SO4 pekat ke dalam larutan bagian c
Memasukkan
2 ml H2SO4 pekat ke dalam larutan bagian d
Memasukkan
2 ml H2SO4 pekat ke dalam larutan bagian e
|
Larutan
keruh
Larutan
keruh
Larutan
keruh
Larutan
keruh
Larutan
keruh
Cincin
ungu pada batas dua cairan
Cincin
ungu pada batas dua cairan
Cincin
ungu pada batas dua cairan
Cincin
ungu pada batas dua cairan
Cincin
ungu pada batas dua cairan
|
2.
a.
b.
|
Uji
Tollens
Pembuatan
reagen tollens:
Beberapa
ml AgNO3 5% + beebrap tetes NH4OH 2% sampai terbentuk endapan
Membagi
3 sama banyak pereaksi tollens tersebut:
1. Bagian
1 + 5 tetes glukosa
2. Bagian
2 + 5 tetes sukrosa
3. Bagian
3 + 5 tetes sukrosa
|
Endapan
berwarna coklat
Terbentuk
cincin perak
Tidak
terbentuk cincin perak
Tidak
terbentuk cincin perak
|
3.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
|
Uji
benedict
5
ml benedict (biru) + 10 tetes glukosa
5
ml benedict (biru) + 10 tetes fruktosa
5
ml benedict (biru) + 10 tetes sukrosa
5
ml benedict (biru) + 10 tetes laktosa
5
ml benedict (biru) + 10 tetes unknow sugar
Memanaskan
semua tabung yang berisi larutan biru tersebut dengan air mendidih dan
didinginkan pada suhu kamar
|
Larutan
biru
Larutan
biru
Larutan
biru
Larutan
biru
Larutan
biru
1. Glukosa:
terdapat endapan merah bata
2. Fruktosa:
terdapat endapan merah bata
3. Sukrosa:
tidak terdapat endapan merah bata
4. Laktosa:
terdapat endapan merah bata
5. Unknow
sugar: tidak terdapat endapan merah bata
|
4.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
|
Uji
osazon
10
ml glukosa + 5 ml fenilhidrazin (jingga)
10
ml fruktosa + 5 ml fenilhidrazin (jingga)
10
ml sukrosa+ 5 ml fenilhidrazin (jingga)
10
ml laktosa + 5 ml fenilhidrazin (jingga)
10
ml unknow sugar + 5 ml fenilhidrazin (jingga)
Memanaskan
semua taung yang berisi larutan jingga dengan air mendidih dan menyumbat
dengan kapas, setelah itu didinginkan dalam air es
|
Larutan
jingga
Larutan
jingga
Larutan
jingga
Larutan
jingga
Larutan
jingga
1. Glukosa:
terbentuk 2 lapisan dan terdapat hablur. Lapisan atas putih dan lapisan bawah
kuning
2. Fruktosa:
terbentuk 2 lapisan dan terdpat hablur. Lapisan atas putih dan lapisan bawah
kuning
3. Sukrosa:
terbentuk 2 lapisan dan tidak terdapat hablur. Lapisan atas putih dan lapisan
bawah kuning
4. Laktosa:
terbentuk 2 lapisan dan terdapat hablur. Lapisan atas putih dan lapisan bawah
kuning
5. Unknow
sugar: terbentuk 2 lapisan dan tidak terdapat hablur. Lapisan atas putih dan
lapisan bawah kuning
|
5.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
j.
k.
|
Hidrolisis
sukrosa oleh asam
10
ml sukrosa + 10 ml HCl 10%
10
ml unknow sugar + 10 ml HCl 10%
Memanaskan
tabung a dan b di dalam air mendidih selama 50 menit
Menetralkan
larutan a dan b dengna NaOH
Menguji
pH dengan kertas lakmus
Menambahkan
5 ml benedict dan 10 tetes larutan a dan b pada masing-masing tabung
Memanaskan
kedua larutan dalam air mendidih sampai terjadi perubahan dan mendinginkan
pada suhu kamar
Membandingkan
hasil pengujian dengan uji benedict
|
Larutan
bening
Larutan
bening
Larutan
bening
Larutan
bening
pH
netral
larutan
biru
terbentuk
endapan merah bata pada larutan di tabung a dan b
1. Sukrosa
(uji benedict) tidak terbentuk endapan, (uji benedict setelah dihidrolisis)
terbentuk endapan merah bata
2. Unknow
sugar (uji benedict) tidak terbentuk endapan, (uji benedict setelah
dihidrolisis) terbentuk endapan merah bata
|
G. PEMBAHASAN
1. Uji
Molisch
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui adanya
karbohidrat dalam larutan gula yang diuji. Larutan gula yang diuji yaitu
glukosa, fruktosa, sukkrosa, laktosa dan unknow sugar direaksikan dengan
larutan
-naftol 1,5 M
menghasilkan larutan keruh. Larutan tersebut masing-masing ditambahkan H2SO4
pekat melalui dinding tabung. Hali ini bertujuan untuk membentuk dua lapisan
atau agar tidak saling bercampur, karena apabilasaling bercampur maka tidak
akan terbentuk cincin ungu. Penambahan H2SO4 pekat
berfungsi untuk menghidrolisis ikatan pada larutan gula untuk menghasilkan
senyawa furfural. Furfural ini kemudian bereaksi dengan
-naftol membentuk cincin berwarna ungu.


Pada percobaan yang dilakukan, semua larutan gula
termasuk larutan unknow sugar membentuk cincin berwarna ungu yang menandakan
bahwa semua larutan gula yang diuji merupakan karbohidrat. Percobaan ini telah
sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa karbohidrat bila direaksikan dengan
asam kuat misalnya asam sulfat maka akan terhidrolisis membentuk furfural yang
apabila bereaksi dengan
-naftol akan membentuk cincin ynag berwarna ungu. Adapun
reaksinya:

1.Glukosa

2.Fruktosa

3.Laktosa

4.Sukrosa

2. Uji
Tollens



Pada percobaan ini larutan gula yang diuji yaitu
glukosa, sukrosa dan unknow sugar yang direaksikan dengan pereaksi tollens,
hasilnya glukosa membentuk cermin perak sedangkan sukrosa dan unknow sugar
tidak membentuk cermin perak. Hal ini disebabkan karena glukosa yang termasuk
dalam golongan monosakarida yang bmemilki gugus aldehid bebas sehingga dapat dioksidasi oleh peraksi tollens. Gugus
aldehid dapat dioksidasi oleh pereaksi tollens karena pada gugus karbonilnya
mengandung atom hidrogen. Adapun reaksinya:

Reaksi larutan sukrosa dan unknow sugar dengan
pereaksi tollens tidak membentuk cermin perak karena sukrosa tidak mempunyai
kerangka hemiasetal yang dapat dioksidasi. Hal ini disebabkan karena sukrosa
tersusun atas glukosa dan fruktosa yang saling berikatan melalui gugus
karbonilnya sehingga tidal memilki gugus karbonil bebas yang dapat dioksidasi.
Adapun reaksinya:

Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa
glukosa merupakan gula perdeuksi sedangkan sukrosa dan unknow sugar merupakan
gula bukan pereduksi. Hal ibi sudah sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa
semua aldosa, termasuk glukosa merupakan gula pereduksi sedangkan sukrosa gula
bukan pereduksi.
3. Uji
benedict
Percobaan ini bertujuan
untuk membedakan gula pereduksi dan gula bukan pereduksi. Larutan gula yang
diuji yaitu glukosa, fruktosa, sukrosa, laktosa damn unknow sugar.
Masing-masing larutan gula tersebut direaksikan dengan pereaksi benedict
menghasilkan warna biru.warna biru yang dihasilkan merupakan warna dari
pereaksi benedict yang menandakan bahwabelum terjadi reaksi antara benedict dan
larutan gula, oleh karena itu dilakukan pemanasan untuk mempercepat terjadinya
reaksi. Setelah pemanasan, pada glukosa, fruktosa dan laktosa terbentuk endapan
merah bata sedangkan sukrosa dan unknow
sugar tidak terjadi perubahan, larutan tetap berwarna biru. Hal ini menandakan
bahwa glukosa, fruktosa dan laktosa
merupakan gula pereduksi sedangkan sukrosa dan unknow sugar merupakan gula
bukan pereduksi.
Pereaksi benedict
merupakan larutan yang mengandung tembaga (II) sulfat (CuSO4) dalam
larutan natrium sitrat. CuSO4 pada reaksi benedict berfungsi untuk
mengoksidasi gugus keton atau aldehid bebas pada larutan gula dan mengalami
reduksi. Reaksi antara glukosa dan pereaksi benedict membenttuk endapan merah
bata karena glukosa mengandung gugus aldehid bebas yang dapat mereduksi Cu2+
menjadi Cu+ yang mengendap sebagai tembaga (I) oksida (Cu2O).
adapun reaksinya:

Reaksi antara fruktosa
dan benedict menghasilkan endapan merah bata meskipun tidak memiliki gugus
karbonil aldehid karena fruktosa mengalami reaksi isomerisasi dengan aldosa
dalam larutan basa melalui tautomeri keto enol membentuk senyawa aldosa yang
memilki gugus karbonil aldehid, yang mana gugus karbonilnya mengandung atom
hydrogen yang dapat dioksidasi menghasilkan asam karboksilat. Adapun reaksinya:

Laktosa merupakan
karbohidrat golongan disakarida yang mengandung gugus hemiasetal bebas yang
dapat bermutarotasi menjadi rantai terbuka sehinggan dapat mereduksi Cu2+
menjadi Cu+. Adapun reaksinya:

Sukrosa merupakan
disakarida yang tersusun atas glukosa dan fruktosa yang saling berikatan
melalui atom oksigen pada atom karbon hemiasetal (aldehid) pada glukosa dengan
atom karbon pada hemiketal (keton) pada fruktosa, sehingga sukrosa tidak
mempunyai sifat-sifta aldehid dan alfa hiodroksiketon dan oleh karena itu
sukrosa tidak mudah dioksidasi. Adapun reaksinya:

4. Uji
osazon
Percobaan ini bertujuan untuk membedakan karbohidraat
yang mempunyai kumpulan aldehiid (hemiasetal) atau keton (hemiketal) bebasa
atau tidak bebas. Semua karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau keton
bebas akan membentuk osazon bila dipanasakan bersama fenilhidrazin berlebih.
Fenilhidarzin berfungsi untuk mengoksidasi larutan gula dan sebagai indicator
yang digunakan untuk mengidentifikasi bentuk Kristal dari larutan gula.
Pada percobaan ini, larutan gula y6nag diuji8 yaitu
glukosa, fruktosa, sukrosa, laktosa dan unknow sugar direaksikan dengan
fenilhidrazin membentuk larutan jingga. Warna jingga yang dihasilkan merupakan
warna dari fenilhidrazin, sehingga belum terjadi reaksi. Oleh karena itu
dilakukan pemansaan ynag bertujuan untuk mempercepat reaksi. Glukosa, frukyosa,
dan laktosa membentuk hablur dianatra dua lapisan sedangkan sukrosa dan unknow
sugra tidak membentuk hablur meskipun terbentuk dua lapisan. Glukosa dan fruktosa
memiliki gugus aldehida dan gugus keton bebas sehingga dapat bereaksi dengan
fenilhidrazin membentuk hidrazon atau osazon (hablur kuning). Laktosa memilki
atom C yang tertutup (hemiasetal) yang dapat bermutarotasi membentuk aldehid
bebas (rantai terbuka) sehingga dapat bereaksi dengan fenilhidrazin membentuk
osazon. Sukrosa merupakan disakrida yang tersusun atas glukosa dan fruktosa
yang salingt berikatanmelalui atom oksigen pada atom karbon hemiasetal glukosa
dan aton karbon hemiketal fruktosa, sehingga sukrosa tidak lagi memiliki
sifat-sifat alldehid atau alfa hidroksiketon dan oleh karena itu sukrosa tidak
dapat bereaksi dengan fenilhidrazin.
Dari hasil percobaan dapat diketahui bahwa glukosa,
fruktosa, dan laktosa mengandung gugus hemiasetal dan hemiketal bebas sedangkan
sukrosa dan unknow sugar tidak mengandung gugus hemiasetal atau hemiketal
bebas. Adapun reaksinya:
a. Glukosa











CH2OH











CH2OH
glukosazon
b.Fruktosa









CH2OH









CH2OH
fruksosazon
c.
Sukrosa

2 berlebih
d.


laktosa
CH2OH























H H OH
H






















H H OH
H
5. Hidrolisis
sukrosa oleh asam
Percobaan ini bertujuan untuk membuktikan jika suatu
disakarida dihidrolisis maka akan terurai menjadi monosakrida-monosakakrida
penyusunnya. Pada percobaan ini, sukrosa
dan unknow sugar direaksikan dengan HCl ynag berfungsi untuk menghidrolisis
sukrosa menjadi monosakaridanya yaitu glukosa dan fruktosa. Larutan
kemudian dipanasakan untuk mempercepat
terjadinyya reaksi hidrolisis, lariutan kemudian didinginakn dan
dinetralkan dengan NaOH. Fungsi
penetralan yaitu agar ketika direaksikan dengan pereaksi benedict larutan dapat
bereaksi dengan baik, dimana Cu2+ dalam benedict hanya bereaksi
dalam suasana basa,. Selanjutnya hasil hidrolisis dilakukan pengujian benedict
yang bertujuan untuk mengetahui apakah sukrosa telah terhidrolisis menjadi
monosakaridanya. Larutan sukrosa dan unknow sugar yang telah dihidrolisis
direaksikan dengan pereakis benedict dan dilakukan pemanasan untuk mempercepat
reaksi. Hasilnya, kedua larutan tersebut membentuk endapan merah bata. Hal ini
emnunjukkan bahwa sukrosa dan unknow sugartelah terhidrolisis menjadi
monosakarida penyusunnya. Hal ini juga dapat diketahu dari pengujian benedict
terhadapa sukrosa dan unknow sugar sebelum dihidrolisis tidak menghasilkan
endapan merah bata. Adapaun reaksinya:




















H H
OH H




















H H
OH H H
OH


















H H
OH H
OH merah bata
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan terhadap
unknow sugar dapat diketahui bahwa larutan tersebut merupakan larutan sukrosa.
Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian kedua larutan tersebutt terhadap uji
tollens, uji benedict, dan uji osazon yang sama-sama memberikan pengujian yang
negative, hal ini disebabkan karena sukrosa tidak memiliki gugus hemiasetal
maupun hemiketal bebasa, sehingga dapat dikatakan bahwa sukrosa merupakan gula
bukan pereduksi.
H. KESIMPULAN
DAN SARAN
1. Kesimpulan
a. Glukosa, fruktosa dan laktosa merupakan gula pereduksi
sedangkan sukrosa merupakn gula bukan pereduksi. Hal inidapat dibedakan melalui
uji tollens dan uji benedict
b.Glukosa
dan fruktosa (mnosakarida) serta laktosa (disakarida) mempunyai gugus
hemiasetal atau hemiketal bebas, sedangkan sukrosa mempunyai gugus hemiasetal
ataupun hemiketal tidak bebas. Hal ini
dapat dibedakan melalui uji osazon
c. Unknow sugar tidal lain adalah sukrosa yang merupakan
gula bukan pereduksi dan mempunyai gugus hemiasetal atau hemiketal yang tidak
bebas
2. Saran
a. Praktikan sebaiknya lebih teliti dalam menggunakan
pipet tetes untuk mengambil larutan janggan sampai pipet tetes yang digunakan
tersebut telah digunakan untuk memipet larutan lain sehingga mempengaruhi hasil
yang diperoleh
b.Praktikan seharusnya memperhatikan kebersihan
alat-alat yang digunakan, sehingga diperoleh hasil yang akurat
DAFTAR
PUSTAKA
Fessenden Dan Fessenden. 1991. Kimia
Organik Jilid 2 Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga
Hart, Harold. 1987. Kimia organik
edisi keenam. Jakarta: Erlangga
Monruw. 2010. Uji Molisch. http://monruw.wordpress.com/2010/03/12/uji-molisch/. Diakses pada 8 desember 2012
Wahjudi, dkk. 2003. Kimia organik
II. Malang: Jica
JAWABAN
PERTANYAAN
1. Pengujian
tollens terhadap glukosa

2. Pengujian
benedict terhadap laktosa

3. Rumus molekul sukrosa yaitu C12H22O11.
Memberikan uji negative karena sukrosa tidak memiliki gugus hemiasetal bebas
yang mana dua satuan monosakridanya saling berikatan melalui atopm oksigen pada
atom karbon hemiasetal dan atom karbon hemiketal fruktosa.
4. Glukosa dan fruktosa menghasilkan osazon yang sama
karena glukosa dan fruktosa merupakan isomer yang memiliki rumus molekul yang
sam, selain itu gugus OH dan H pada atom C nomor 3,4 dan 5 pada glukosa dan
fruktosa posisinya sama, sehhinggan osazon ynag dihasilkan sama.
5. Hidrolisis sukrosa dengan asam direaksikan dengan
fenilhidrazin menghasilkan satu senyawa saja karena sukrosa terhidrolisis
menjadi glukosa dan fruktosa, dimana osazon yang dihasilkan oleh glukosa dan
fruktosa sama yaitu D-glukosaosazon.
6. Makna kalimat “ lima gugus asetil dapat dimasukkan ke
dalam molekul glukosa dan fruktosa” yaitu bahwa glukosa dan fruktosa dapat
mengikat gugus asetil sebanyak 5 yang merupakan iktan rangkap tertutup yang
terikat satu sama lain.
7. Makna kalimat “ hanya 8 gugus asetil yang dapat dimasukkan dalam molekul sukrosa,
bukan 10” yaitu bahwa 8 gugus OH yang dimiliki oleh sukrosa dimana atom H-nya
dapat digantikan dengan gugus asetil.
8. Gula hasil hidrolisis sukrosa yaitu glukosa dan
fruktosa. Glukosa dan fruktosa kedua-duanya dapat mereduksi pereaksi benedict
karena keduanya memiliki gugus hemiasetal bebas
0 komentar:
Posting Komentar